Namun, dalam 14 hari terakhir, kasus Covid-19 kembali mengalami peningkatan, khususnya di DKI Jakarta. Di Jawa Barat, peningkatan kasus Covid-19 terjadi di kawasan Bodetabek dan diikuti Bandung Raya.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr Hj Neneng Hasanah melalui Sub Koordinator bidang Surveilans, Dendi Hamdi usai menggelar pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Surveilans Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Cirebon, Sabtu (25/6/2022).
Menurut Dendi, di Kabupaten Cirebon kasus Covid-19 sudah berhasil dikendalikan dengan baik. Terbukti, kasus konfirmasi, kasus rawat dan angka kematian sangat rendah. Namun, kata Dendi, data dari surveilans menyebutkan, ketika kasus di Bodetabek naik lalu diikuti oleh Bandung Raya, maka kasus di Kabupaten Cirebon pada satu bulan berikutnya akan naik.
BACA JUGA: Kasus DBD Melonjak Tembus 1.099, Meningkat Tiga Kali Lipat, 8 Orang Meninggal Dunia
Menurutnya, kenaikan kasus yang mengikuti Bodetabek dan Bandung Raya tersebut sudah menjadi pola kenaikan kasus yang selama ini terjadi di Kabupaten Cirebon.
“Data surveilans kita bahwa kalau Bodetabek naik diikuti Bandung Raya, maka itu polanya satu bulan berikutnya kita ada kenaikan kasus. Itu kalau kita amati dari kenaikan kasus sejak 2020,” kata Dendi.
Jika melihat polanya, lonjakan kasus di Kabupaten Cirebon selalu terjadi per enam bulan. Pada tahun 2020, lanjut Dendi, kenaikan terjadi dari mulai bulan November. Kemudian, pada bulan berikutnya terjadi lonjakan besar di bulan Juni 2021. Kemudian enam bulan setelah bulan Juni terjadi lonjakan lagi hingga bulan Januari sampai akhir Februari mulai naik.
“Kalau kita hitung enam bulan lagi (dari Januari sampai akhir Februari, red), jatuhnya di Juli-Agustus. Nah Juli-Agustus ini kecenderungannya mengalami kenaikan. Makanya kita perlu upaya mitigasi yang baik. Belajar dari pengalaman badai satu dan dua tahun kemarin,” terang Dendi.
BACA JUGA: Waspada Subvarian Baru Omicron, Dinkes Kabupaten Cirebon Imbau Masyarakat Jangan Remehkan Prokes
Ia menerangkan, mitigasi tersebut utamanya adalah meningkatkan kapasitas testing yang diharapkan bisa memberikan gambaran pola serangan Covid-19. Minimalnya dapat mengetahui serangan Covid-19 selanjutnya.
Dengan mitigasi, juga bisa memberikan gambaran untuk strategi penanganannya seperti penguatan pelacakan, penguatan treatmen baik di rumah sakit maupun di isoter. Ditambahkan Dendi, koordinasi pelaksanaan surveilans pembelajaran tatap muka (PTM) tersebut merupakan bagian dari langkah strategis Dinas Kesehatan (Dinkes) dalam menyatukan langkah penanganan baik peningkatan kapasitas testing, tracing, treatmen dan lainnya.
Karena PTM ini akan segera diselenggarakan di semua tingkatan sekolah, mulai dari PAUD, SD, SMP hingga SMA, pihaknya akan mengupayakan penggalangan peningkatan prokes. Nantinya, secara geografis peningkatan prokes juga akan menyebar sampai ke tatanan desa-desa. Artinya, dengan dimulai dari satuan pendidikan, Dinkes akan lebih efektif untuk mendorong hingga menyebar ke masyarakat.
“Kalau melakukan surveilans di PTM dengan dua kegiatan yakni prokes dan penemuan kasus aktif, maka bagaimana caranya untuk menanamkan budaya 3M yang harus melekat dalam keseharian,” paparnya.
BACA JUGA: Sejumlah Warga Binaan Lapas Narkotika Positif HIV/AIDS
Lebih lanjut Dendi menyampaikan, untuk surveilans penemuan kasus aktif ini pihaknya akan melakukan swab random skrining pada populasi satuan pendidikan yaitu dengan swab PCR.
“Dari situlah nanti akan bisa diamati bagaimana pola dari lonjakan, apakah harus segera waspada atau bagaimana hasilnya berdasarkan surveilane PTM ini,” tegasnya.
Penerapan sampel pada ratusan SD, SMP, MI yang akan dilakukan, juga akan memberikan gambaran tingkat kepatuhan prokes masyarakat. Dari penerapan sampel tersebut, juga akan menjadi gambaran pada positifity rate kasus di Kabupaten Cirebon.
“Jadi pentingnya surveilane PTM adalah sebuah tools yang kita gunakan dalam rangka upaya mitigasi. Bagian deteksi dini dan respon kita terhadap pandemi Covid,” ungakapnya.
Pelaksanaan swab random akan dilakukan pada bulan Juli-Agustus atau ketika para siswa sudah memulai PTM. Sehingga, ketika siswa mulai masuk sekolah, mitigasi sudah mulai berjalan. Nantinya, setiap Puskesmas mulai bergerak minimal melakukan swab random bagi 10 persen dari populasi yang dilakukan secara berkesinambungan setiap bulan mewakili level pendidikan.
BACA JUGA: Kadinkes Jabar: Poliklinik Talasemia dan TBCRO Masih Jarang
“Kegiatan ini adalah dibuat lintas sektor, dari Disdik, Kemenag dab KCD SMA. Pertemuan ini output-nya membuat jadwal surveilane PTM. Termasuk disepakati monevnya di bulan Juli, nanti turun bersama lintas sektoral difasilitasi oleh Kabag Kesra,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami tambahan 1.726 orang pada Minggu (26/6), sehingga total mencapai 6.080.451 kasus hingga saat ini.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 yang diterima di Jakarta, Minggu (26/6/2022), tambahan kasus positif Covid-19 paling banyak berasal dari DKI Jakarta, dengan 1.055 orang terinfeksi Covid-19.\
BACA JUGA: Soal Pemekaran Cirebon Timur, KPCT Diingatkan Lakukan Lobi Politik
Kemudian, diikuti dengan Jawa Barat dengan tambahan 262 orang terinfeksi COVID-19, Banten dengan 223 orang, Jawa Timur dengan 74 orang, dan Bali dengan 51 orang.
Sedangkan kasus sembuh COVID-19 di Indonesia bertambah sebanyak 1.175 orang sehingga jumlah keseluruhan hingga sekarang ini menjadi 5.909.218 orang. (Islah)