Pantauan di lapangan, sampah plastik, kertas, kardus dan beberapa sampah rumah tangga lainnya menumpuk menjadi salah satu sudut pasar. Keberadaan sampah tersebut dianggap mengganggu pandangan mata karena lokasi tempat penampungan sampah liar dekat dengan jalan utama yang sering dilintasi warga sekitar.
Informasi yang terhimpun menyebutkan, tumpukan tersebut sebagian besar merupakan sampah dari sejumlah pedagang pasar dan sisanya merupakan sampah dari warga sekitar lokasi pasar.
BACA JUGA: Warga Diajak Pilah Sampah sejak dari Rumah, Bupati: Ada Beberapa Sampah yang Masih Bisa Dimanfaatkan
Seorang pembeli, Surtini mengatakan, keberadaan tumpukan sampah tersebut kadang-kadang tercium hingga lokasi depan pasar. Kondisi tersebut semakin menunjukkan kesan kumuh Pasar Kue Plered yang belum lama diresmikan.
Ia pun mengaku malas untuk berbelanja di pasar tersebut.
“Aneh juga, kenapa pasar tidak ada tempat pembuangan sampah. Jadinya kan menganggu, padahal ini pasarnya baru dibangun,” kata Surtini, saat ditemui di Pasar Kue Plered, Rabu (13/7/2022).
BACA JUGA: TPS Liar Meresahkan, Petugas DLH Angkut Sampah Liar di Jalan Bypass
Sementara itu, salah seorang pedagang, Ahmad, mengatakan, pihak pengelola pasar tidak menyediakan tempat pembuangan sementara dan menyarankan untuk membuang sementara di depan pasar. Menurut Ahmad, para pedagang berharap, pengelola pasar segera menyediakan tempat pembuangan sementara. Karena jika kondisi tersebut dibiarkan berlanjut, dikhawatirkan akan menurunkan minat para pembeli ke Pasar Kue.
“Saya juga bingung mau buang (sampah) kemana,” ujar Ahmad.
Untuk diketahui, pada Maret lalu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan hasil revitalisasi Pasar Kue Kabupaten Cirebon, Jumat (4/3/2022). Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu berharap, pasar tersebut harus menjadi tempat belanja bagi golongan menegah ke atas. Karena golongan tersebut hanya berbelanja di pasar modern yang memang tidak kumuh dan nyaman bagi pembeli.
BACA JUGA: Rohayati: Solusi Kendala Lahan TPS dengan Kerja Sama
“Pasar di Jabar tidak boleh kumuh dan pasar rakyat ini milik semua golongan. Saya minta kepada seluruh pedagang di pasar ini menjaga seluruh infrastruktur yang ada,” kata Kang Emil.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Iendra Sofyan mengatakan, revitalisasi pasar di Kabupaten Cirebon ini merupakan program dari Pasar Juara yang merupakan irisan dari visi misi Jabar Juara lahir dan batin.
Terkait pasar juara ini, Disperindag Jawa Barat memiliki target 25 pasar juara. Hingga saat ini, yang sudah terbangun baru 21, salah satu di antaranya Pasar Kue Weru.
BACA JUGA: Banjir Gamel Surut, Sampah Menumpuk
Anggaran yang digunakan revitalisasi pasar ini menggunakan Bantauan Keuangan (Bankeu) Provinsi Jawa Barat, sebesar Rp13 miliar.
“Anggarannya terselesaikan di 2021 meskipun melalui mekanisme peminjaman daerah. Pasar ini harus bermanfaat. Ada juga kolaborasi dari pemerintah daerah sebanyak Rp900 juta,” tegasnya. (Islah)