Senada, Kuwu Tersana, Sarja Sugendri mengatakan, selama beberapa tahun terakhir ditambah lagi masa pandemi Covid-19 para petani bawang mengalami kerugian yang cukup besar akibat anjloknya harga jual bawang.
“Lahan tanaman bawang yang dulunya bisa mencapai ribuan hektare sekarang hanya beberapa hektare saja, selain itu juga terkait dengan kondisi lahan pertanian saat ini di mana dahulu menjadi lahan teknis namun sekarang sudah berubah menjadi lahan tadah hujan sehingga lahan yang ada di desa Tersana hampir semuanya menggunakan pompanisasi,” kata Sarja.
Persoalan lain yang tak kalah penting, menurut Sarja, adalah sulitnya petani mendapatkan pupuk subsidi serta mahalnya harga pupuk nonsubsidi.
“Kehormatan bagi kami selaku Kuwu Desa Tersana, karena dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun belum pernah ada menteri yang mau datang ke Desa Tersana dan baru kali ini ada menteri yang mau berkunjung ke Desa Tersana, kami berharap kehadiran Mendag ini bisa membawa permasalahan ini ke pusat dan memberikan solusinya,” harapnya.