Salah satu kontribusi PMI tersebut berasal dari remitansi yakni layanan jasa pengiriman uang yang dilakukan oleh pengirim dari Indonesia ke penerima di luar negeri maupun sebaliknya. Sayangnya, di balik besarnya remitansi tersebut ternyata tidak berbanding lurus dengan upaya perlindungan bagi para PMI.
Bupati Cirebon, H Imron, mengatakan, PMI Kabupaten Cirebon masih dihadapkan dengan kasus kekerasan, penipuan, jeratan utang, penelantaran anak, perceraian hingga gangguan kejiwaan yang hingga saat ini belum tertangani dengan baik.
BACA JUGA: Tiba di Desa Ujungsemi, Jenazah PMI Langsung Dimakamkan
Karena itu, ia meminta kepada Pemerintah Pusat agar memberikan sanksi tegas kepada biro atau perusahaan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang tidak bertanggung jawab terhadap keamanan pekerja tersebut.
“Biro atau jasa pemberangkatan PMI yang tidak bertanggung jawab terhadap keamanan pekerja harus diberikan sanksi tegas. Kami meminta kepada pemerintah pusat untuk memberikan sanksi itu,” kata Imron, Senin (25/7/2022).
Imron mengakui, minat warga Kabupaten Cirebon untuk menjadi PMI masih tinggi. Hal itu lantaran penghasilan yang didapatkan lebih tinggi dibandingkan bekerja di dalam negeri. Ia pun berpesan kepada warga Kabupaten Cirebon yang bekerja di luar negeri harus menjaga nama baik Indonesia dan daerah. Pasalnya, beberapa kasus yang terjadi sebelumnya dianggap telah merugikan nama baik Indonesia dan daerah.
“Harus jaga nama baik. Jangan lupa, sebagian gaji yang diterima dari bekerja di luar negeri harus disimpan supaya bisa menjadi modal saat kembali ke tanah air,” pinta Imron.
Untuk diketahui, sebanyak 2.654 warga Kabupaten Cirebon menjadi PMI pada semester pertama 2022. Dengan jumlah tersebut, Kabupaten Cirebon menjadi daerah penyumbang pekerja migran terbanyak.
BACA JUGA: Lapangan Pekerjaan Masih Minim,Kabupaten Cirebon Lumbung PMI Terbesar Kedua di Jabar
Berdasarkan data dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), jumlah warga Kabupaten Cirebon yang menjadi PMI terbanyak ada pada Juni 2022 dengan 695 orang. Sementara yang paling sedikit terjadi pada Februari dengan hanya 192 orang.
Negara tujuan para PMI asal Kabupaten Cirebon yakni, Hongkong, Taiwan, Korea Selatan, Malaysia dan Inggris. Di mana, sebagian besar dari mereka memilih menjadi asisten rumah tangga.
Selain itu, Kabupaten Cirebon pun menjadi daerah kelima di Indonesia sebagai penyumbang PMI terbanyak dengan urutan pertama diduduki Kabupaten Indramayu. (Islah)