Hal tersebut dikemukakan Bupati Cirebon, H. Imron, MAg, usai membuka peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2022 di Pendopo Bupati Jalan Kartini Kota Cirebon, Jumat (29/7/2022).
Menurut Imron, banyaknya pemberitaan terkait perundungan terhadap anak membuat dirinya merasa prihatin. Pasalnya, sebuah tindakan perundungan dapat meninggalkan bekas mendalam kepada korban.
BACA JUGA: Kakek Bejat, 7 Tahun Cabuli Cucunya, Kajari Kabupaten Cirebon Turun Tangan Jadi JPU
Selain itu, kasus kekerasan terhadap anak yang belakangan kerap terjadi di beberapa wilayah, juga membuat dirinya merasa miris. Padahal, anak merupakan penentu kondisi bangsa di masa depan. Dampak buruk dari kasus kekerasan yang marak saat ini, kata Imron, mental sang anak akan jatuh.
“Jika sang anak memiliki mental lemah, maka dia akan trauma dan cenderung lebih tertutup. Apabila sang anak mentalnya buruk, maka jika nanti dia sudah besar, bukan tidak mungkin melakukan hal yang sama terhadap anak yang umurnya dibawah dia,” ujar Imron.
Karena itu, Imron meminta kepada semua pihak untuk tidak lagi acuh terhadap perilaku menyimpang pada anak. Terlebih jika mengetahui ada kasus perundungan, maka harus segera mengambil tindakan untuk menghentikannya. Pasalnya, untuk menciptakan anak-anak yang berkualitas dengan membangun lingkungan yang baik bagi tumbuh kembang anak, merupakan tugas bersama.
BACA JUGA: Kekerasan Seksual di Kabupaten Cirebon Dominasi Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak
“Dengan tema Gerakan Memutus Mata Rantai Kejahatan Pada Anak, saya mengajak semua pihak termasuk LSM, ormas dan aktifis lainnya untuk lebih aktif dalam melakukan pendampingan maupun pencegahan,” kata Imron.
Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Pusat, Arist Merdeka Sirait menyebut, kasus kekerasan anak berdasarkan hasil temuan pihaknya, banyak dilakukan oleh orang terdekat. Padahal, lingkungan keluarga seharusnya sebagai tempat paling aman bagi anak.
“Dari total kasus kita temukan sebanyak 52 sampai 56 persen, kekerasan terhadap anak ini dilakukan oleh orang terdekat. Baik itu orang tua kandung, orang tua sambung, kakak, kakek, bahkan guru yang seharusnya menjadi pencetak generasi unggul,” terangnya.
BACA JUGA: Polisi Tangkap Pelaku Sodomi di Talun, Korban Depresi
Dalam kesempatan itu, Arist juga tak lupa mengingatkan bahwa banyak anak yang kehilangan orang tua saat pandemi Covid-19 lalu. Karena itu, ia meminta untuk bersama-sama menjaga anak-anak dengan memutus mata rantai kejahatan pada anak. (Islah)