Hal itu dikemukakan Kepala SDN Astanamukti, Asropi saat Kuwu Astanamukti, Durohman meninjau kondisi gedung sekolah setempat, Kamis (4/8/2022).
Menurut Asropi, dampak rusaknya sebagian bagunan sekolah yang dipimpinnya, kegiatan belajar mengajar (KBM) 158 murid harus dilakukan bergiliran menggunakan dua ruangan kelas yang masih layak.
“Saat ini dari delapan ruangan yang ada di SDN Astanamukti, hanya tinggal tiga ruangan yang dapat digunakan, meskipun di tengah kekhawatiran mengalami hal hal yang tidak diinginkan. Tiga ruang itu, dua untuk KBM dan satu ruangan untuk ruangan guru,” ungkapnya kepada Suara Cirebon.
Dikatakannya, dengan kondisi tersebut membuat KBM dilaksanakan secara bergiliran dikarenakan keterbatasan ruangan yang ada.
“Dua ruangan yang digunakan untuk KBM itu pun kondisinya sangat memprihatikan. Mengingat kondisi saat ini, kami mengharapkan adanya percepatan realisasi rehab bangunan sekolah,” harapnya.
BACA JUGA: Orang Tua Pindahkan Anaknya ke Sekolah Lain, SDN 2 Trusmi Wetan Tak Miliki Murid Kelas 1
Menurutnya, dengan kondisi bangunan sekolah yang baik tentunya akan meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di SDN Astanamukti. Selain itu akan memberikan motivasi tersendiri bagi guru pembimbing dalam menjalankan tugasnya.
Bahkan, menurutnya nantinya masyarakat setempat akan menjadikan SDN Astanamukti sebagai prioritas untuk menyekolahkan anaknya.
“Mudah-mudahan secepatnya renovasi bangunan sekolah dapat segera terealisasikan,” tandasnya.
BACA JUGA: Puluhan SD di Kabupaten Cirebon Bakal Dimerger Tahun ini
Sementara itu, Kuwu Astanamukti Durohman, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi bangunan sekolah yang saat ini sudah banyak mengalami kesusahan, bahkan ada beberapa titik yang nyaris ambruk.
“Saya merasa khawatir akan keselamatan guru pengajar maupun murid-murid SDN Astanamukti ini. Kami berharap dapat segera dipercepat adanya renovasi bangunan sekolah tersebut,” katanya. (Baim)