“Saya yakin itu karena semua tugas kebanyakan dilaksanakan oleh honorer baik di 60 Puskesmas, di Labkesda dan PSC. Di Puskesmas itu setengah pegawainya adalah honorer,” terangnya.
BACA JUGA: Dugaan Pemotongan Insentif Nakes, Bupati Cirebon Diminta Turun Tangan
Ia mengaku merasa miris dengan kondisi yang menimpa para nakes di Kabupaten Cirebon ini. Sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19 yang mempertaruhkan nyawa, kesejahteraan para nakes justru masih jauh di bawah UMR. Gaji yang mereka terima hanya dari jasa pelayanan kesehatan saja. Besaran gaji para nakes memang sesuai kapitasi, namun rerata honor yang diterima masih di bawah Rp1 juta.
“Pemda memperjuangkan tenaga pendidikan kan sudah yang jumlahnya sampai 4.000 itu, harusnya seimbangkan kesehatan juga karena kami hanya 1.500-an saja. Kalau benar diperhatikan, sampai dua tahun juga mungkin beres. Tolong didengar jeritan hati kami para nakes,” ucapnya.
Selain itu, mereka juga mempertanyakan insentif yang dijanjikan Pemda yang sampai saat ini tak kunjung terealisasi. Ia menjelaskan, nilai insentif yang dijanjikan Pemda sebesar Rp300 ribu per orang per bulan selama satu tahun.
BACA JUGA: Bupati Cirebon, Imron Siap Tindaklanjuti Dugaan Potongan Honor Nakes
“Baru mendengar berita kami mau diberi insentif saja sudah senang sekali, tapi ternyata prosesnya dikembalikan ke SKPD, di pingpong kami, terutama Dinkes yang tidak mendukung,” bebernya.