Disinggung namanya tercatat sebagai kader PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon, ia mengaku tidak tahu menahu hal tersebut. Namun, diakuinya, dulu pernah diminta Ketua DPC PDI Perjuangan, H Imron untuk dibuatkan KTA. Sampai saat ini, ia mengaku tidak tahu KTA PDI Perjuangan atas namanya itu jadi dibuatkan atau tidak.
BACA JUGA: Hindari Kepentingan Politik, Baznas akan Cek Oknum Pendompleng Bantuan
“Karena saya mungkin dekat dengan Pak Imron, memang pernah ditawarkan untuk dibikinkan KTA, tapi sampai sekarang saya belum memegang KTA-nya. Saya tidak tahu KTA dibuatkan atau tidak, sampai diminta KTP saya juga tidak tahu,” terangnya.
MI menegaskan, dirinya sama sekali tidak memahami keberadaannya di PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon sebagai kader. Namun, ia mengakui keberadaannya di PDI Perjuangan hanya sebatas simpatisan. Begitu juga soal dirinya tercatat sebagai pengampu PDI Perjuangan di Dapil II untuk pemenangan Pemilu 2024 mendatang, dalam kapasitas hanya simpatisan bukan struktural partai.
“Saya tidak paham kalau sudah masuk (kader PDIP, red) atau tidak. Tapi saya ini bisa dibilang simpatisan. Soal pengampu bakal dijadikan bacaleg, pemahaman saya sebagai pengampu bukan orang struktural dan membantu kegiatan atau administrasi oleh partai,” kata dia.
Sampai sekarang, menurut MI, untuk maju atau tidak di Pileg 2024 masih belum terpikirkan. Sebab untuk maju sebagai caleg harus matang baik dari segi keuangan dan lainnya.