Aksi mogok operasi yang dilakukan angkutan umum (angkot) tersebut, merupakan imbas dari kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), akhir pekan kemarin.
Di Kabupaten Cirebon, aksi mogok dilakukan angkot jurusan Gunungsari-Celancang (GG). Para sopir angkot GG terpantau memarkirkan kendaraan mereka di sepanjang jalan Pasar Celancang. Akibatnya, jalan di sekitar lokasi pun tersendat dan sempat mengular.
BACA JUGA: Sopir Angkot Keluhkan Mobil Odong-odong
Salah seorang sopir angkot GG, Fiki mengatakan, aksi mogok dilakukan sebagai bentuk keprihatinan para sopir angkot atas naiknya harga BBM. Pasalnya, kenaikan ahrga BBM membuat biaya operasional para awak angkutan naik, sementara tarif angkot hingga kini tidak ada kenaikan.
“Harga BBM naik otomatis biaya operasional naik, sementara tariff angkot tetap. Kalau seperti ini, jangankan buat uang makan di rumah, buat setoran saja kita bisa-bisa tekor. Daripada tekor mending kita mogok,” kata Fiki.
Menurut Fiki, ia dan sopir angkot lainnya ingin agar Organda secepatnya menyesuaikan kenaikan tarif angkot agar tidak ada pihak yang dirugikan.
BACA JUGA: Mahasiswa Tuntut Pembatalan Kenaikan BBM, Dinilai Kebijakan Sengsarakan Masyarakat Bawah
“Kami ingin Organda secepatnya mengumumkan kenaikan tarif angkot, semakin cepat dilakukan penyesuaian tarif semakin cepat kita mengakhiri mogok,” tegasnya.
Sementara itu, di Kabupaten Majalengka, aksi mogok yang dilakukan awak angkutan mengakibatkan ratusan pelajar dan karyawan pabrik sempat terlantar.
Menyikapi kondisi tersebut, polisi pun mengerahkan kendaraan operasional untuk mengangkut penumpang yang terlantar. Seperti terlihat di wilayah Kecamatan Sumberjaya, petugas dari Polsek Sumberjaya membantu mengangkut para pelajar dan karyawan pabrik di wilayah tersebut.
BACA JUGA: Cair! 157.604 Warga Kabupaten Cirebon Bakal Dapat BLT BBM
Kapolres Majalengka, AKBP Edwin Affandi melalui Kapolsek Sumberjaya, AKP Endoy mengatakan, aksi tersebut dilakukan sebagai upaya memberikan pelayanan terhadap para siswa saat angkutan umum mogok massal.
Dengan demikian, para pelajar tetap bisa menuntut ilmu di sekolah dengan tenang dan karyawan pabrik bisa bekerja.
“Seluruh angkutan umum mogok massal hari ini sebagai reaksi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Seperti yang terlihat saat ini di Jalan Raya Bandung-Cirebon tepatnya di Perempatan Panjalin Sumberjaya terlihat tidak ada kendaraan umum baik arah Cirebon-Rajagaluh maupun kendaraan Umum Cirebon-Bandung,” kata Kapolsek Endoy.
BACA JUGA: Harga BBM Naik, Harga Kebutuhan Pokok Masyarakat Terpantau Masih Wajar
Dengan adanya mogok angkutan umum, banyak anak sekolah maupun karyawan pabrik tidak bisa berangkat. Upaya yang dilakukan Polsek Sumberjaya ini merupakan operasi kemanusiaan untuk mengantisipasi penumpukan calon penumpang, khususnya siswa dan siswi.
“Anggota kami dibantu oleh masyarakat menyisir seluruh sekolah menggunakan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, untuk mengantar anak sekolah ke rumah dan sekolahnya,”jelasnya.
Selain itu, upaya yang dilakukan petugas ini diharapkan dapat meringankan beban dampak kenaikan harga BBM. Meski demikian operasi tidak akan setiap hari dilaksanakan, tergantung situasi dan kondisi di lapangan.
BACA JUGA: Harga BBM Naik, Harga Sejumlah Komoditas Ikut Naik Signifikan
“Aksi ini bersifat tentatif sampai terbentuk kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Majalengka dengan Organda terkait dengan tarif yang akan digunakan oleh angkutan umum setelah kenaikan harga BBM,” pungkasnya. (Abr/Kirno)