Bagi nelayan, nadran tidak sekadar dimaknai sebagai pesta laut yang rutin diadakan setiap tahun, tetapi juga wujud rasa syukur atas rizki yang diterima dari Yang Maha Kuasa. Terlebih, kegiatan tersebut sempat dua tahun berhenti karena adanya pandemi Covid-19.
Tokoh nelayan Desa Gebangmekar, Edi Syamsuri, mengungkapkan, saat ini nelayan sedang mengalami keterpurukan, akibat anjloknya harga jual rajungan yang mengalami penurunan harga hingga 80 persen atau dari harga Rp140 ribu/kilogram (kg) kini hanya Rp30 ribu/kg, sejak awal tahun hingga sekarang.
BACA JUGA: Warga Desa Leuwidingding Terima Bansos BBM
“Pada sisi lain, hasil tangkapan berbagai jenis ikan pun menurun drastis. Ditambah, lagi sekarang adanya kenaikan harga BBM. Kalau kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, itu lah kondisi para nelayan saat ini,” kepada Suara Cirebon, di sela kegiatan nadran.
Namun, lanjut Edi, karena nadran merupakan tradisi nelayan dan masyarakat pesisir yang sudah turun temurun dari nenek moyang mereka semenjak ratusan tahun lalu. Sehingga, bagi nelayan tradisi nadran sudah menjadi semi kewajiban yang harus digelar setiap setahun sekali.
Menurutnya, ketika sudah waktunya harus dilaksanakan maka mereka tidak melihat kondisi yang sedang dirasakan oleh sebagian besar nelayan. Justru sebaliknya, dengan melaksanakan nadran mereka berharap ke depan akan mendapat keberkahan yang melimpah saat melaut.
BACA JUGA: Pemerintah Didesak Cabut Kenaikan Harga BBM, LSM dan Orgas Geruduk Gedung DPRD Kota Cirebon
“Karena nadran sudah menjadi bagian keharusan yang harus dilaksanakan, mereka justru tidak memikirkan beban yang sedang dirasakan. Di sisi lain, nadran juga sebagai wujud rasa syukur dan berharap agar dalam setiap melaut para nelayan diberikan keselamatan,” ujar Edi.
Edi menjelasakan, sama seperti saat sebelum pandemi, nardan selalu dimeriahkan dengan arak-arakan, larung sesaji, pagelaran wayang, pesta rakyat dan kegiatan lainnya.
Anggaran nadran, menurut Edi, didapat dari gotong royong nelayan Blok Karangbulu yang jumlahnya sekitar 380 pemilik perahu, dengan besar iuran pemilik perahu kecil Rp400 ribu dan perahu besar Rp1 juta, serta dari donatur dan sponsor dengan jumlah total anggaran sekitar Rp300 juta.
BACA JUGA: Pemerintah Didesak Cabut Kenaikan Harga BBM, LSM dan Orgas Geruduk Gedung DPRD Kota Cirebon
“Kami hanya berharap beberapa kegiatan yang bisa ditiadakan seperti arak-arakan lebih baik ditiadakan, agar tidak menjadi beban bagi para nelayan,” tuturnya.
Ditambahkan Edi, dengan melaksanakan nadran, para nelayan khususnya di Blok Karangbulu Desa Gebangmekar berharap, ke depan akan semakin berkah dengan hasil yang melimpah serta selalu diberikan keselamatan saat melaut.
“Pada hakikatnya nadran itu adalah wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan berdoa agar selalu mendapat hasil yang melimpah,” pungkas Edi. (Baim)