Direktur Badan Pengelolaan Keraton Kasepuhan Cirebon, Ratu Raja Alexandra Wuryaningrat memastikan peniadaan pasar muludan bukan karena pandemi Covid-19. Pasalnya, saat ini pandemi Covid-19 sudah mulai melandai dan situasi berangsur membaik.
“Setelah dua tahun kemarin ditiadakan, tahun ini kami Keraton Kasepuhan kembali meniadakan pasar dadakan muludan,” kata Alexandra kepada awak media, Senin (19/9/2022).
BACA JUGA: Baru Sepekan Diresmikan Gubernur, Kanopi Shelter UMKM Alun-alun Sangkala Buana Ambruk
Ditiadakannya pasar muludan ini, menurut Alexandra, karena pihak keraton mempertimbangkan kondisi Alun-alun Sangkala Buana yang sudah tertata dan rapih.
Kalaupun tetap diselenggarakan di pinggir jalan, Alexandra khawatir, keramaian akan merembet sampai ke dalam Alun-alun Sangkala Buana.
“Kami ingin menjaga Alun-alun Sangkala Buana (Alun-alun Kasepuhan) yang sudah tertata rapih,” kata Alexandra.
BACA JUGA: Kembalikan Kejayaan Keraton Nusantara, Alun-alun Sangkala Buana Kental Bangunan Nuansa Keraton
Alexandra memastikan segala tradirisi muludan seperti prosesi panjang jimat tetap dilaksanakan di Keraton Kasepuhan, namun dengan membatasi jumlah undangan yang hadir.
Alexandra mengaku sudah banyak pedagang yang menanyakan terkait pasar dadakan muludan, namun semua dijawab tidak ada.
“Kami sudah informasikan kepada para pedagang tahun ini pasar muludan kembali ditidakan,” tuturnya.
BACA JUGA: Hari Ini Gubernur Resmikan Alun-alun Sangkala Buana Keraton Kasepuhan
Terkait peniadaan pasar dadakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Cirebon.
“Kami sudah koordinasi dengan Pemkota Cirebon, karena kebijakan ini kembali ke kita. Pak Wali juga menyarankan untuk alun-alun tidak boleh digunakan, sehingga tidak sama sekali. Karena, kalau di pinggir jalan dipakai akan merembet ke tengah, jadi tidak boleh sama sekali,” pungkasnya. (Surya)