Sejatinya, Foranas II MSP tersebut digelar pada tahun 2021 kemarin, namun kegiatan terpaksa ditunda karena saat itu terkendala Covid-19.
Selaku Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Mari Sejahterahkan Petani (MSP) periode 2021-2026, Bambang menyebut, petani menjadi salah satu garda terdepan dalam menggalang kedaulatan pangan di Indonesia.
BACA JUGA: Dukung Program Ketahanan Pangan dan Kesehatan, Masyarakat Ikut Praktik Pemanfaatan Sampah
Menurutnya, MSP akan berjuang menjaga eksistensi petani dengan berbagai cara, salah satunya dengan melakukan pemuliaan benih padi MSP yang secara produktivitas lebih baik dan tahan cuaca ketimbang benih padi impor.
Menurut Bambang, persoalan pangan menjadi salah satu fokus Indonesia dan dunia, sehingga semua pihak harus mulai concern dan fokus untuk memastikan Indonesia berdaulat pangan.
“Kami melakukan pendampingan dan pembinaan kepada para petani terkait situasi pangan nasional dan dunia,” ujar Bambang, Sabtu (24/9/2022).
BACA JUGA: Sejumlah Komoditi Pangan Naik, Pemerintah Harus Hadir Lindungi Petani
Bambang menyebut, saat puncak pandemi Covid-19 kemarin, Indonesia bisa bertahan dengan baik bahkan bisa survive di tengah pemberlakuan pengetatan dari luar negeri. Hal itu, harus menjadi titik balik bahwa Indonesia mampu berdaulat pangan.
Dikatakan Bambang, Indonesia mempunyai sumber daya alam yang kaya dengan tanah yang subur dan iklim juga sangat cocok untuk pertanian. Ia yakin jika potensi tersebut dikelola dengan baik, maka Indonesia akan menjadi negara adidaya di bidang pertanian.
“MSP akan berupaya membuat terobosan, membuat formula pangan nasional, bekerja sama dengan pemerintah untuk menyiapkan roadmap pangan nasional,” kata anggota DPRD Jawa Barat tersebut.
BACA JUGA: Bupati dan Selly Resmikan Lapangan Serbaguna Mengger Jati
Ia mengatakan, hidup matinya sebuah bangsa tergantung pangan. Karena itu, kedaulatan pangan menjadi elemen penting dalam menjaga keberlangsungan sebuah bangsa. Menurut dia, Indonesia dengan potensi sumber daya alam yang kaya, sangat mampu untuk menjadi negara adidaya pangan yang mampu mencukupi kebutuhan pangan sendiri.
“Tinggal bagaimana kita bisa mengoptimalkan potensi yang ada, karena persoalan pangan adalah persoalan hidup matinya sebuah bangsa,” terang Bambang.
Masih kata Bambang, petani adalah profesi yang mulia, karena dari tangan petanilah dihasilkan pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
BACA JUGA: Laksanakan Program Penguatan Ketahanan Pangan, Pemdes Kelola Budidaya Ikan
“Jangan malu jadi petani, karena petani menjaga kedaulatan bangsa dari sektor pangan,” paparnya.
Lebih jauh Bambang menyampaikan, berbicara soal kedaulatan pangan memang tidak melulu berbicara produksi pangan. Tapi petani dan elemen lainnya harus bisa mengintegrasikan semua hal dari mulai produksi, distribusinya hingga ketingkat konsumsi pangan. Dengan sumber daya yang begitu melimpah, sambung dia, sudah saatnya petani bangkit bersama ditengah krisis global, agar makna kedaulatan pangan bisa teraplikasi secara tuntas.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Keorganisasian DPP MSP, Silahudin, mengatakan, ada sekitar 1.000 petani yang hadir dalam acara Foranas II yang digelar di Cirebon. Selain para petani yang hadir dari penjuru nusantara, MSP juga akan melakukan pertemuan secara daring dengan para petani lainnya yang tersebar di indonesia.
BACA JUGA: Hari Keluarga Nasional, Kemandirian Pangan untuk Penuhi Asupan Gizi
Menurutnya, ada beberapa rekomendasi yang disampaikan dari Foranas II ini kepada pemerintah. Di antaranya menolak rencana pemerintah mengembangkan benih Genetically Modified Organism (GMO). Dimana, GMO merupakan organisme yang gen-gennya telah diubah dengan menggunakan teknik rekayasa genetika. (Islah)