Imron menegarai, kasus itu terjadi karena para pelaku terbawa arus pergaulan yang kebablasan dan tanpa kontrol dari orang tua. Karena dari sisi pendidikan, Imron menilai sudah baik. Ia juga yakin pihak sekolah tidak mengajarkan hal-hal yang merugikan bahkan menyakiti orang lain.
“Kalau dari sisi pendidikan sudah baik, cuma itu dampak pergaulan yang tanpa kontrol dari orang tua mereka,” kata Imron, Jumat (23/92022).
Menurut Imron, ada tiga faktor yang mendominasi perubahan karakter seseorang saat di usia muda, yakni keluarga, pendidikan dan pergaulan. Dari tiga faktor tersebut, kata Imron, pengaruh pergaulan paling dominan mempengaruhi perubahan si anak, karena pengaruhnya sangat kuat. Sehingga, para orang tua harus benar-benar mengawasi pergaulan anak-anaknya. Karenanya, lanjut Imron, ketiga faktor tersebut harus dipastikan semuanya baik-baik saja.
“Sekolahnya baik, tapi di keluarga tidak baik, maka anak tidak akan baik. Di sekolah baik, di keluarga baik tapi kalau pergaulannya salah, anak tidak akan baik, anak bisa menimbulkan masalah. Makanya pendidikan ini bukan saja di sekolah, tapi juga di rumah,” paparnya.
Imron menilai, aksi yang dilakukan para pelajar terhadap difabel tersebut karena ingin gaya-gayaan di lingkungan pergaulan mereka dengan membagikannya melalui status WhatsApp atau medsos. Sayangnya, para pelaku tidak memahami bahwa tindakan tersebut masuk ranah pidana.
BACA JUGA: Siswa SLB Alami Perundungan, Korban Menangis Diinjak, Pelaku Tertawa
“Ingin gaya tapi tidak tahu itu pidana. Karena itu saya mengimbau kepada anak-muda dan para pelajar, gunakan HP atau medsos dengan baik,” pungkasnya. (Islah)