Hal tersebut dikatakan Kuwu Cibogo, Ahmad Hudori, kepada Suara Cirebon, saat meninjau lokasi Japrod pertanian, Senin (3/10).
Pria yang akrab disapa Ahud tersebut menyampaikan, pembangunan jalan produksi pertanian tersebut sangat bermanfaat, ini dikarenakan jalan tersebut merupakan jalan strategis bagi lalu lintas hasil produksi pertanian para petani Desa Cibogo, Karangsari, dan Cikulak Kidul.
BACA JUGA: Dinas Pertanian Lanjut Pemberian Vaksin PMK Dosis Dua untuk 1.000 Ekor Ternak
Jalan produksi yang saat ini dilakukan pemadatan merupakan jalan penghubung beberapa desa, di Kecamatan Waled, bahkan, jalan tersebut merupakan penghubung jalan baru antara Desa Cisaat menuju Desa Ciuyah.
“Adapun panjang jalan produksi tersebut sekitar 1 Km, dengan lebar 3 meter, bahkan, dapat dilalui oleh kendaraan roda empat,” ujarnya.
Di lokasi sekitar jalan produksi ada sekitar ratusan hektar lahan pertanian dari tiga desa yang akan mendapatkan manfaatnya, pasalnya di situ ada lahan titisara maupun tanah bengkok desa, sementara untuk lahan pertanian yang ada di Desa Cibogo sendiri di kisaran 114 hektar lahan pertanian.
BACA JUGA: Pembagunan JUT Tingkatan Produktivitas Pertanian Warga Wangkelang
“Nantinya para petani akan mendapatkan kemudahan dalam transportasi hasil produksi pertanian, dengan efesiensi waktu dan juga minimnya biaya operasionalnya,” ungkapnya.
Di lokasi jalan tersebut kebetulan ada jembatan pembuang kali sumur dalam yang kondisinya sangat memprihatikan, dikarenakan jembatan tersebut mengalami pergeseran dan tembok penahan tanah mengalami longsor.
Tentunya, lanjut Ahud kondisi tersebut sangat beresiko bagi lalulintas hasil produksi para petani saat menggunakan jalan tersebut.
“Kami bersama para petani, sebelumnya melakukan tindakan darurat sebagai antisipasi terjadinya hal yang tidak diharapkan, dengan menggunakan bahan alakadarnya,” tandasnya.
Dirinya berharap mendapatkan bantuan dari Dinas Pertanian maupun PSDA, untuk melakukan perbaikan jembatan tersebut, sejauh ini pihaknya sudah berupaya mengajukan perbaikan, namun, hingga saat ini belum ada realisasinya.
Menurutnya, kalau menggunakan dari anggaran Dana Desa (DD), sejauh ini DD lebih terfokus dalam penanganan Pandemi Covid-19, bahkan dampaknya banyak program infrastruktur jalan yang masih rusak.
BACA JUGA: Peningkatan Produksi Pertanian Terkendala SDM
“Tadinya kita sudah direncanakan untuk perbaikan jalan dan yang lain sebagainya akhirnya harus ditangguhkan karena anggaran DD harus ada untuk pemulihan ekonomi, di masa Pandemi Covid-19,” pungkasnya. (Baim)