SUARACIREBON- Aspal di ruas jalan Plumbon-Kenanga yang belum genap satu bulan selesai dikerjakan, telah mengalami retak-retak.
Pantauan Suara Cirebon di lokasi, keretakan aspal jalan tersebut berada di satu titik di wilayah Desa Plumbon, Kecamatan Plumbon. Karena di sejumlah titik lainnya, keretakan tampak sudah diperbaiki kembali oleh pelaksana proyek tersebut.
Salah seorang warga setempat, Gofur (35) mengungkapkan, pekerjaan proyek pengaspalan di ruas jalan tersebut, baru selesai dikerjakan belum lama ini. Sepengetahuannya, pengaspalan jalan selesai dilakukan kurang dari satu bulan.
“Itu baru selesai diaspal, kayaknya belum genap satu bulan,” ujar Gofur, Rabu (26/10/2022).
BACA JUGA: Jalan Rusak Dikeluhkan Warga, Pemkab Cirebon Diminta Segera Perbaiki
Menurut Gofur, harusnya pemerintah memerhatikan kualitas pada setiap pembangunan yang dilakukan, termasuk pengaspalan ruas jalan Plumbon-Kenanga.
Pasalnya, ruas jalan tersebut banyak dilewati kendaraan besar yang ditengarai menjadi penyebab keretakan di titik tersebut.
“Kan sudah tahu kalau jalan ini banyak dilewati kendaraan besar, harusnya diperhitungkan juga kualitasnya,” kata dia.
Saat dikonfirmasi, pelaksana lapangan PT Dewa Tunggal Mandiri, Riko, mengakui adanya sedikit kerusakan berupa retak-retak pada ruas jalan yang baru selesai dikerjakan pihaknya tersebut.
BACA JUGA: Kondisi Jalan Rusak, Akses Utama ke Wisata Rotan Galmantro Diperbaiki Warga
Ia mengaku kerusakan yang terjadi masih menjadi tanggung jawab pihaknya. Pasalnya, proyek sepanjang 6,5 kilometer tersebut belum diserahterimakan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR).
“Kami sedang berupaya memperbaiki keretakan itu. Maklum, saat ini curah hujan sangat tinggi dan itu juga yang sedang kami pertimbangkan, karena kan kita tidak bisa memprediksi cuaca,” kata Riko.
Sambil menunggu proses serah terima dengan dinas, kata Riko, saat ini pihaknya juga berupaya untuk bersinergi dengan DPUTR untuk melakukan uji laboratorium.
“Artinya, sebelum diserahterimakan, kita lakukan uji lab dulu, kemudian lakukan evaluasi terkait pemeliharaan jalan tersebut,” paparnya.
BACA JUGA: Selain Soal Anggaran, Ini Penyebab Jalan Rusak di Kabupaten Cirebon Meningkat
Ia menerangkan, ketebalan aspal yang diterapkan dalam pengaspalan menggunakan hotmix tersebut sudah sesuai spesifikasi, yakni di angka 6 centimeter.
Sedangkan sumber anggarannya berasal dari dana DAK melalui DPUTR sebesar Rp 7,5 miliar.
Terpisah, Kepala Bidang Bina Marga DPUTR Kabupaten Cirebon, Tommy Hendrawan, mengatakan, proyek pengaspalan tersebut belum diserahterimakan ke dinas.
Sehingga, kerusakan yang terjadi masih menjadi tanggung jawab pihak penyedia jasa. Bahkan, pihaknya juga belum melakukan pemeriksaan atas pekerjaan tersebut.
Ia menegaskan, DPUTR belum mau menerima proyek tersebut kalau kerusakannya masih belum diperbaiki.
BACA JUGA: Jalan Rusak di Majalengka Jadi PR Pemerintah, Ini Jalurnya
“Saya selaku PPK belum mau menerima bilamana kondisinya belum diperbaiki,” ujar Tommy.
Ia juga mengaku tidak tinggal diam dengan adanya kerusakan di ruas jalan Plumbon-Kenanga yang belum genap satu bulan dikerjakan.
Saat ini, kata dia, DPUTR juga tengah menjalin komunikasi dengan beberapa dinas terkait, terutama Dinas Perhubungan (Dishub) dan pihak kepolisian.
Hal itu dilakukan, mengingat di ruas jalan tersebut masih belum ada rambu-rambu yang mengatur batas tonase kendaraan yang melintasi.
BACA JUGA: Warga Panongan Lor Keluhkan Jalan Rusak
Mengingat, sejauh ini kerusakan yang terjadi ditengarai akibat beban muatan yang melebihi tonase.
“Sumbu muatan terberat di jalan tersebut hanya 8 ton, jadi kami minta jumlah muatan harus disesuaikan agar ketahanan jalan bisa panjang.
Sementara kendaraan sumbu besar yang melintas dijalan tersebut bermuatan 14 ton sehingga membuat kondisi jalan rentan rusak,” tandasnya, seraya berharap ada kerja sama yang baik dengan stakeholder terutama pada pemilik kendaraan berat agar dapat menaati ambang batas tonase. (Islah)