BKKBN bersama pihak-pihak terkait terus berupaya menekan angka stunting dengan mengajak, mengedukasi dan memotivasi para orang tua, terutama para calon ibu rumah tangga agar melakukan antisipasinya.
Kepala Balai Diklat Provinsi Jawa Barat, Iman Hikmat, mengatakan, langkah yang harus dipersiapkan untuk mencegah terjadinya stunting harus dilakukan sejak dini.
BACA JUGA: Tekan Angka Stunting, Pemkab Ciebon Kukuhkan Gerakan Program BAAS
Di antaranya dengan memberikan toleransi batas usia pernikahan bagi perempuan adalah 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.
“Para remaja ini calon ibu semua, makanya kita harus banyak belajar bagaimana persiapan untuk menuju jenjang berkeluarga atau perkawinan,” ujar Iman Hikmat dalam launching program Wanita PUI Sehat dan Senam Mahabbah Cegah Stunting di alun-alun Gegesik, Kabupaten Cirebon, Sabtu (26/11/2022).
BACA JUGA: Lazismu Bantu Balita Stunting, Serahkan Bantuan Makanan Tambahan
Menurut Iman, BKKBN akan memfasilitasi para remaja calon pengantin untuk mengantisipasi agar tidak memiliki anak stunting. BKKBN sendiri menargetkan angka stunting turun sebesar 24 persen di tahun 2024 nanti.
Ia pun mengapresiasi gerakan yang dilakukan pengurus Persatuan Umat Islam (PUI) melalui launching Senam Mahabbah Cegah Stunting dengan menghadirkan para pelajat tingkat SMA dan sederajat di lokasi tersebut.
BACA JUGA: BKKBN Beri 8 Tips dan Langkah Cegah Stunting
“Kita punya waktu dua tahun lagi, marilah kita sama-sama menurunkan angka stunting, khususnya di Kabupaten Cirebon dan lebih khusus lagi di Kecamatan Gegesik,” kata Iman.
Hal senada disampaikan perwakilan dari BKKBN RI, Safrina Salim. Menurutnya, sasaran utama pencegahan terjadinya stunting yang dilakukan BKKBN adalah para pelajar atau remaja.
Salah satu upaya yang dilakukan BKKBN dalam memutus mata rantai stunting adalah melalui peran remaja.
Dimana, para remaja terutama calon ibu rumah tangga, harus mempersiapkan diri agar dalam kondisi sehat sebelum mengarungi bahtera rumah tangga.
“Remaja tidak boleh anemi, karena pengaruh anemi itu remaja menjadi lesu, lemas, tidak bergairah dalam belajar terutama untuk persiapan diri (ke jenjang perkawinan, red). Karena remaja perempuan ada menstruasi, jadi HB-nya harus di atas normal,” ujar Safrina Salim.
BACA JUGA: Stunting di Kota Cirebon di Atas Nasional, Butuh Kolaborasi Pentahelix Turunkan Angka Prevalensi
Menurut Safrina, kekurangan gizi para remaja putri bisa diukur dengan lingkar lengan atasnya. Lingkar lengannya tidak boleh di bawah 23,5 centimeter.
“Apalagi kalau mau hamil, alat reproduksi perempuan itu mantap di atas usia 21 tahun,” terangnya.
Di tempat yang sama, anggota DPR RI, Netty Prasetyani, mengatakan, stunting bukan hanya tumbuh kerdil atau gagal tumbuh yang disebabkan oleh energi kronik selama seribu hari pertama kehidupan.
BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, Harganya Mulai dari Rp 525.000, Jumat 25 November 2022
Ia mengatakan, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang seribu hari pertama kehidupan yang harus dilakukan para orang tua untuk mencegah stunting.
“Hari pertama kehidupan itu bukan pada saat bayi lahir ke muka bumi, tapi pada saat terjadi pembuahan,” kata Netty Prasetyani.
Karena itu, kata Netty, stunting harus dicegah jauh-jauh hari sebelum pasangan suami istri menikah.
Ia pun mengapresiasi ratusan pelajar yang terlibat dalam kagiatan tersebut. Karena pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan bangsa Indonesia. (Islah)