Kapolres Cirebon Kota, AKBP Fahri Siregar menjelaskan, pihaknya langsung memberi perintah untuk meningkatkan kewaspadaan kepada para petugas di lapangan dan di mako polres setempat.
Terlebih, lanjut Kapolres Fahri, Polres Cirebon Kota pernah menjadi sasaran pelaku bom bunuh diri.
Pada peristiwa yang terjadi sekitar 11 tahun yang lalu tersebut, sejumlah petugas kepolisian yang akan melaksanakan salat Jumat di masjid Mapolres terluka akibat ledakan bom yang terjadi saat itu.
“Kita ketahui bersama Polres Cirebon Kota juga pernah menjadi sasaran pelaku bom bunuh diri, kami tidak ingin hal itu terjadi lagi. Setiap harinya pun, orang yang masuk selalu diperiksa dan ditanya keperluannya,” kata Fahri kepada wartawan, Rabu (7/12/2022) siang.
Fahri menuturkan, jajarannya memiliki standard operation procedure (SOP) terkait penjagaan yang dilakukan.
BACA JUGA: MENGEJUTKAN! BNPT Ungkap Motif Bom Bunuh Diri di Bandung, Polisi Jadi Target Gara-Gara Ini
“Kami sudah punya SOP pengamanan mako, dimana setiap tamu yang akan memasuki area mapolres akan diperiksa menggunakan alat detektor, baik badan maupun barang bawaan sepeti tas dan lainnya,” kata Fahri.
Pihaknya juga hanya memberlakukan satu pintu yang terus menerus dijaga petugas secara bergantian.
“Anggota kami terus berjaga, pintu masuk pun hanya satu pintu saja. Pintu tersebut selalu dijaga oleh petugas dan juga diportal,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Fahri, anggota yang bertugas tidak boleh sendirian, harus ada dua orang yang bertugas berdinas bersama-sama.
“Dan yang pastinya petugas harus saling mengamati situasi yang dijaga. Itu yang sudah kami terapkan. Termasuk semua jajaran Polsek melakukan pengamanan,” katanya.
Tidak hanya itu, Fahri memaparkan, pihaknya juga akan tetap melakukan pengamanan di pusat-pusat keramaian dan kegiatan yang dilaksanakan oleh warga.
BACA JUGA: Bom Bunuh Diri di Bandung, Densus 88 dan Tim Lainnya Diterjunkan ke TKP
“Pengamanan dengan cara kegiatan preventif berupa patroli dan sambang yang dilakukan babinkamtibmas juga kita tetap laksanakan,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Fahri pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan jika melihat ada hal-hal yang mencurigakan dapat langsung melaporkannya ke pihak kepolisian.
Seperti diketahui, bom bunuh diri meledak di halaman Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, pada Rabu (7/12/2022) pagi.
Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana mengungkapkan, jumlah korban akibat aksi bom bunuh diri di Polsek Astananyar sebanyak 11 orang. Dua orang di antaranya, yakni pelaku dan seorang anggota polisi meninggal dunia.
“Ada 11 orang menjadi korban akibat bom bunuh diri. Sebanyak 10 anggota polisi, 1 warga sipil yang kebetulan sedang melintas di depan markas Polsek Astananyar,” tutur Kapolda Suntana, Rabu (7/12) sore.
Dari hasil penelusuran petugas, pelaku bom bunuh diri merupakan satu orang laki-laki yang belakangan diketahui bernama Agus Sujanto alias Abu Muslim bin Wahid.
BACA JUGA: TERUNGKAP! Bawa Dua Bom, Bomber Polsek Astananyar Terafiliasi dengan JAD Bandung
Agus Sujatno merupakan pria kelahiran Bandung, 24 Agustus 1988 (34 tahun). Beralamat di Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batu Nunggal, Kota Bandung, Jawa Barat.
Terungkap Agus Sujatno merupakan narapidana teroris (napiter) yang ternyata pernah mendekam di Lapas Kelas II Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Agus Sujatno ditangkap Densus 88 Anti-Teror karena menjadi pelaku perakit bom bersama Yayat Cahdiat atau Abu Salam.
Ia ditahan selama 4 tahun pada 14 Maret 2017. Usai menjalani masa penahannnya sebagai napiter, Agus Sujatno bebas pada tanggal 14 Maret 2021 lalu. (Surya)
BACA JUGA: TERLARIS! Harga Hp Realme 1 Jutaan Rupiah, Ini Daftarnya