Petugas Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Ade Yasser Akhmad Purwata mencatat, batuk atau erupsinya Anak gunung Krakatau terekam pada sesimograf dengan aplitudo 40 milimeter, durasnya sekitar 20 detik.
“Status aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau sampai saat ini Level III atau Siaga,” tutur Ade Yasser.
Melihat perkembangan Anak Gunung Krakatau itu, Pos Pantau melarang masyarakat mendekati perairan di sekiyar gunung tersebut.
Radius yang terlarang bagi warga naik wisatawan maupun nelayan, minimal 5 kilometer dari posisi gunung atau kawah aktif di Anak Gunung Krakatau.
BACA JUGA: Erupsi Gunung Semeru Picu Tsunami Okinawa Jepang, Ternyata Ini Penjelasan BNPB
“Nelayan atau wisatawan, kami larang untuk beraktifitas di sekitar kawah aktif. Minimal sejauh radius 5 kilometer. Kalau menjauh lebih baik,” tutur Ade Yasser.
Batuk atau erupsi pada Rabu sore, 4 Januari 2023, merupakan aktifitas vulkanik pertama Anak Gunung Krakatau di tahun baru 2023.
Di tahun 2022, erupsi Anak Gunung Krakatau tercatat beberapa kali. Fenomenanya sama dengan kali ini, hanya mengepulkan abu vulkanik ke udara.
BACA JUGA: Jepang Cabut Ancaman Tsunami Akibat Erupsi Gunung Semeru, Guguran Awan Panas Lebih dari 19 Kilometer