Menurut Usman, meskipun ditanami terus menerus, ia memastikan kondisi tanahnya tidak akan jenuh. Karena, ia mengaku memiliki obat penyubur tanah dengan cara disemprot terlebih dahulu.
“PH asam dan PH basah kita ukur dulu, kalau asamnya tinggi kita semprot pakai penyubur tanah,” jelas Usman.
Sementara untuk pengendali hama sundep yang biasa menyerang tanaman padi, Usman sudah menyiapkan insektisida yang juga merupakan hasil ciptaannya sendiri.
Insektisida ciptaannya itu, juga mampu membuat hama tikus menyingkir. Ia mengatakan, hama tikus tidak berani mendekat akibat bau yang ditimbulkan insektisida tersebut.
BACA JUGA: Kabupaten Cirebon Zero PMK, Tak Sembarang Hewan Bisa Masuk, Harus Miliki SKKH dan dari Daerah Hijau
Sementara untuk penggunaan pupuknya sendiri, kata Usman, bisa lebih hemat 1,75 kwintal per hektar. Karena sesuai anjuran Pemerintah, komposisi pupuk kimia untuk 1 hektar lahan itu membutuhkan 4,75 kwintal.
“Kalau pupuk kita cukup 3 kwintal, jadi ada penghematan 1,75 kwintal,” paparnya.
Untuk hasil panen varietas baru tersebut, sambung Usman, juga lebih banyak jika dibandingkan dengan varietas padi lainnya yang banyak ditanam petani.
Ia menyebut, hasil panen yang baru saja dilakukan, ada peningkatan 300 kilogram atau 3 kwintal per hektar dibanding varietas pada umumnya.
BACA JUGA: Harga Cabe Tinggu, Petani Senang