SUARA CIREBON – Batu Yoni yang disebut-sebut sebagai “batu beranak” setiap malam Jumat Kliwon dikunjungi banyak orang, terutama kaum perempuan.
Pengunjung tidak hanya penasaran ingin menyaksikan secara langsung benda cagar budaya yang tetap terpelihara, banyak di antara mereka yang meyakini kalau batu tersebut bisa membantu kesuburan perempuan.
Terlepas dari benar atau tidak, masyarakat sekitar masih tetap menghargai warisan leluhur dengan cara melestarikannya dengan membangun gubuk untuk melindunginya agar tidak punah. Bahkan, mereka memberikan sesajen ketika melaksanakan hajatan.
Baca Juga : Arca Mirip Miss V di Situs Pejambon Cirebon Telah Lama Hilang, hingga saat ini Belum Diketahui Keberadaannya
Situs yang diduga merupakan peninggalan Ki Gede Megulu tersebu berupa batu besar yang terdapat dua lubang dan menempel dua buah batu segenggaman orang dewasa diduga belum tercatat dalam situs purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon, namun, warga setempat secara swadaya tetap merawatnya.
Salah seorang warga sekitar, Taya (60) menyampaikan, sejak kecil dirinya sudah mengetahui keberadaan batu dan bangunan tersebut, namun, atapnya biasanya menggunakan welit yang terbuat dari daun tebu kering, namun, karena zaman sekarang sudah tidak ada yang membuatnya maka diganti seng.
Diakuinya, hingga sekarang belum ada cerita yang pasti terkait keberadaan batu tersebut. Namun, diyakini kalau batu besar dan dua buah batu kecil yang menempel itu sebagai peninggalan Ki Gede Megulu tokoh yang pertamakali menghuni kampung ini.
Baca Juga : Pemkab Cirebon Dinilai Lamban Respons Situs dan Cagar Budaya
“Masyarakat di sini pun sebagian masih memberikan sesajen seperti air minum dan makanan ketika hajatan,” katanya, Jumat, 27 Januari 2023.
Dia juga menerangkan, kalau hal itu sebagai simbol penghormatan saja kepada leluhur. tapi kalau minta supaya hajatannya lancar tentu saja harus memohonnya kepada Tuhan.
Pada malam Jumat Kliwon , batu beranak tersebut banyak dikunjungi orang. terutama dari luar Desa Karangsari. Ada pula pengunjung yang sudah lama menikah belum dikaruniai keturunan meyakini setelah berkunjung ke batu beranak kelak akan punya anak.
Baca Juga : Penetapan Cagar Budaya Gagal, Juru Kunci Kecewa
“Namanya juga ikhtiar bisa apa saja, namun, meminta dikaruniahi keturunan tentunya tetap harus meminta kepada Gusti Alloh. Saya tadinya sepuluh tahun berumah tangga tidak punya keturunan, sejak dua tahun lalu telah dikasih momongan, setelah berikhtiar ke sini,” aku Herawati asal Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
Pemerhati benda-benda purbakala, Ichwan Mulyana berpendapat, sebuah batu besar terdapat dua lubang dan dua buah batu kecil tersebut diduga keras merupakan batu yoni. Yakni perlengkapan untuk melakukan upacara adat kesuburan tanah pada masa lalu.
“Biasanya untuk melakukan ritual meminta kesuburan tanah, karena dahulu masyarakat hanya mengandalkan hidup dari pertanian,” jelas ikhwan.***