Berdasarkan data dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Cirebon, ada sekitar 203 peristiwa kebakaran di Kabupaten Cirebon sepanjang tahun 2022.
Kebakaran di Kabupaten Cirebon ini terjadi pada rumah, toko, pabrik, lahan, kendaraan roda empat, dan juga fasilitas umum.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Cirebon, Fery Afrudin mengatakan, melihat tingginya angka kebakaran tersebut, pihaknya mengingatkan masyarakat untuk tetap hati-hati.
BACA JUGA: PKB Tutup Peluang Luthfi, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Disebut Pindah Partai
“Dari jumlah peristiwa kebakaran tersebut, tercatat total kerugian secara materil mencapai Rp1,9 triliun lebih. Besarnya angka terakhir merupakan akumulasi kejadian sepanjang tahun 2022,” ujar Fery kepada awak media, beberapa hari silam.
Dikatakan Fery, peristiwa kebakaran yang paling besar terjadi di bulan Februari 2022. Meski tercatat hanya ada 11 peristiwa, tapi kerugian materil mencapai Rp1.893.500.000.000. Dari Januari sampai Desember 2022, musibah kebakaran paling banyak terjadi di bulan September yakni sekitar 44 kejadian, dengan total taksiran kerugian Rp2.247.000.000.
“Ada lima penyebab kebakaran dari hasil indentifikasi petugas pemadam kebakaran, yakni, kebakaran karena arus listrik di 62 lokasi, kebocoran tabung gas di 26 lokasi, kebakaran karena cairan bahan bakar 36 lokasi, kelalaian manusia 50 lokasi, dan kebakaran sebab lainnya di 29 lokasi,” jelasnya.
BACA JUGA: Geng Motor di Cirebon, Pelajar SMP Terlibat Pembacokan Berhasil Diringkus, Buntut Tawuran Konten IG
Fery mengatakan, dari total 203 kebakaran di Kabupaten Cirebon, sebanyak 65 kebakaran terjadi pada bangunan rumah, 19 bangunan toko, 31 kebakaran bangunan pabrik, 63 kebakaran lahan atau sampah atau alang-alang, 7 kendaraan roda 4, dan 18 kebakaran fasilitas umum.
Banyaknya peristiwa tersebut, diungkapkan Fery, karena minimnya proteksi kebakaran. Untuk itu, perusahaan atau pabrik dan fasilitas umum wajib menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) untuk sistem proteksi.
“Tiap bulan kita melakukan sosialisasi. Dan kita setiap tahun melakukan pengawasan terkait sistem proteksi kebakaran. Tapi presentasenya masih sedikit yang taat dan mau memenuhi ketersediaan sistem proteksi kebakaran,” terangnya.
BACA JUGA: Tanaman Herbal Penambah Libido dan Tingkatkan Gairah Istri, Ini 17 Manfaat Empot Ayam
Fery menjelaskan, tugas Damkar dan penyelamatan tidak hanya di ruang pemadaman api saja, ada juga yang nonkebakaran. Bahkan, lanjut Fery, permohonan pertolongan di nonkebakaran lebih banyak.
“Yang nonkebakaran malah lebih banyaj, dimana ada 552 kejadian yang ditangani. Mulai dari evakuasi sarang tawon sebanyak 397, evakuasi ular sebanyak 58, evakuasi cincin terjepit sebanyak 39 kali, kemudian melakukan evakuasi penyelamatan 7 ekor kucing,” ujarnya.
Selanjutnya, evakuasi penyelamatan 2 orang yang hendak orang bunuh, penyemprotan lumpur pascabanjir sebanyak 26 kali, evakuasi pohon tumbang 5 kali, dan evakuasi kendaraan 6 kali, evakuasi 5 monyet liar, evakuasi 6 ekor biawak, serta evakuasi satu ekor anjing .
BACA JUGA: Kabar Gembira untuk Para Sopir, Retribusi Angdes Dihapus, Tapi PAD Kabupaten Cirebon 2024 Berkurang
“Itu data sepanjang tahun 2022. Tapi, untuk peristiwa kebakaran maupun nonkebakaran awal tahun 2023 bulan Januari belum kita rekap,” terangnya.
Saat ini, lanjut Fery, Damkar memiliki 18 unit mobil yang tersebar di 10 sektor. Semuanya dalam keadaan siap dan hanya ada satu yang mengalami masalah, yakni mobil yang berada di kantor pusat Damkar. Kendati demikian, masih dalam kategori rusak sedang, dan masih layak jalan.
Fery mengakui, jumlah sektor masih kurang ideal, karena kurang empat sektor.
“Saat ini, hanya ada 10 sektor. Idealnya untuk menjangkau wilayah Kabupaten Cirebon yang cukup luas ini, ada 14 sektor,” paparnya.
Jumlah personel yang dimiliki, totalnya sebanyak 163, terdiri dari pegawai TKK dan ASN. Selain personel, Damkar juga memiliki relawan kebakaran. Mereka tersebar di desa-desa yang dibentuk sejak 2019 lalu. Total relawan kebakaran ini, sebanyak 180.
“Kita punya relawan kebakaran. Belum semua terbentuk. Di tahun 2019 ada 120 orang relawan, tersebar 94 desa kelurahan. Kemudian tahun 2021 ada 60 orang, ada di 20 desa dan kelurahan. Jadi total relawan kita sebanyak 180, tersebar di 114 desa. Mereka itu, tidak digaji. Keberadaan mereka itu cukup efektif, ikut terlibat membantu Damkar,” pungkasnya.***
BACA JUGA: Investasi Bodong di Kuningan, Gunakan Skema Ponzi, Puluhan Ibu Rumah Tangga Jadi Korban