“Kami sangat menyanbut baik program ini. Sekiranya ini bisa memperkuat baik kepada kami di Kendi Pertula sesuai dengan misi kami dalam pelestarian pusaka Cirebon. Pusaka dalam berbagai bentuknya baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat,” katanya.
Menurut Chaidir, pelestarian pusaka Cirebon perlu melibatkan banyak pihak. FUA, sebut Chaidir, dianggap mitra strategis. Sebab, di dalamnya terdapat berbagai jurusan yang relevan dengan kajian kecirebonan.
“Di sisi lain juga bisa merambah kiprah kami yang merambah ke dunia akademik. Harapannya bisa saling bersinergi dalam pelaksanaannya dan memberikan manfaat bagi pelestarian pusaka Cirebon secara umum,” ucapnya.
Menurut Chaidir, selain untuk kepentingan akademik, menggali sejarah dan budaya Cirebon, juga dapat berdampak pada peningkatan potensi wisata dan ekonomi Cirebon.
“Cirebon yang dimaksud itu Cirebon tidak bicara kota dan atau kabupaten. Melainkan Cirebon yang lebih luas dengan segala kekayaan budayanya. Ketika kita bisa mengelola potensi itu dengan baik, potensi ekonomi dan wisata itu besar sekali,” jelas Chaidir.
Dekan FUA, Dr Anwar Sanusi MAg menyebut penandatanganan MoU dengan Kendi Pertula bagian dari Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) yang dijalankan FUA. Dalam program itu mahasiswa diberi kewenangan belajar di luar kampus.