“Saat ini, orang yang melempar jeruk ini tak lagi memberi informasi pribadi. Trennya memberikan akun Instagram atau akun media sosial lainnya,” tutur Suhu Jeremy.
Namun, tradisi di kalangan gadis remaja jomblo saat Cap Go Meh ini berlaku di kalangan masyarakat China di negeri moyangnya yaitu di Tiongkok.
Di negara China atau Tiongkok, etnis China Hokkian memiliki ekspresi Tim Kam Choaw Ho Ang, yang secara harfiah berarti melemparkan jeruk dan menikah dengan suami yang baik.
Sedangkan untuk pria, ini berarti Chua Ho Boar (menabuh drum untuk mendapatkan istri yang baik).
Jaman dulu di China, anak-anak muda melempar jeruk ke laut. Para lelaki akan menunggu di sampan. Mereka mengambil jeruk dan mencucinya. Lalu menjualnya di pasar.
Pada masa itu tak ada yang menulis nama dan nomor telepon mereka seperti sekarang. Mereka membiarkan nasib yang mengambil alih.
“Pada perayaan Cap Go Meh, masing-masing suku di China memiliki tradisi yang berbeda. Termasuk etnis Tionghoa di Indonesia,” tutur Suhu Jeremy.
Misalnya di Jawa, ada tradisi lontong Cap Go Me. Lontong Cap Go Meh punya banyak cerita. Kisahnya berkisar soal perpaduan budaya China dan Jawa.