Sandi mengatakan, saat ini biasanya pasokan gabah datang dari daerah Jawa Tengah seperti Demak dan sekitarnya.
Namun, kata dia, dua daerah itu ternyata tidak mengirim banyak pasokan beras. Diduga terjadi gagal panen di daerah itu.
“Karena kelangkaan mengakibatkan harga gabah yang cukup tinggi di kisaran Rp7.000 – Rp7.300 ditambah biaya produksi sehingga HPP mencapai di atas Rp11.400 per kilogramnya untuk kualitas beras medium,” katanya.
BACA JUGA: Harga MinyaKita Terus Melambung
Menurut Sandi, peran Bulog dalam mengatasi tingginya harga beras dan kelangkaan gabah tidak begitu signifikan karena beras yang dijual oleh Bulog kualitasnya sangat jelek.
Bahkan, lanjut Sandi, kerap dianggap tidak layak konsumsi karena secara kasat mata warnanya hitam dan mengapur seperti ada campuran berbeda jenis.
“Beberapa kios beras saat ini untuk menyediakan beras yang harga Rp10.000 per kilo itu belanja dari distributor yang membeli dari Bulog, tetapi kualitas berasnya sangat tidak bagus. Kalau kita cek untuk pasokan tahun 2021 yang dijual itu sudah berubah warna terlihat hitam,” jelasnya. (Islah/Dede Kurniawan)
BACA JUGA: Kecelakaan di Cirebon, Dua Kurir Paket Tewas Mengenaskan Ditabrak KA di Arjawinangun