SUARA CIREBON – Adanya fenomena El Nino, musim kemarau tahun 2023 diprediksi akan lebih kering jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Guna mengantisipasi datangnya musim kemarau yang akan lebih kering sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menginventarisasi sarana prasarana yang sudah ada untuk pengelolaan air.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko menyampaikan, semua sumber air kami inventarisasi, antara lain kami memastikan pemanfaatan volume air di bendungan, dengan cara mengatur volume di bendungan semaksimal mungkin.
Baca Juga : Anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Diah Irwany Indriyati: Butuh Kesadaran Kolektif Antisipasi Banjir
“Untuk itu yang sangat diperlukan adalah pengoperasian pintu-pintu bendungan,” kata Jarot dalam konferensi pers di sela-sela acara Kick-off meeting World Water Forum ke-10, Rabu,15 Februari 2023.
Dicontohkan, jika suatu daerah masih terjadj hujan, maka pintu bendungan akan dibuka untuk bisa mengurangi banjir. Tetapi juga kalau daerah tersebut sudah masuk di dalam musik kemarau, akan ditutup.
Jarot menyebut, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah membentuk Unit Pengelola Bendungan (UPB) guna mensiagakan semua bendungan yang ada untuk meminimalisir dampak kekeringan.
Baca Juga : Kadis PUTR Kota Cirebon Diperiksa BPK, Bungkam Saat Ditanya Banjir
Pemerintah melalui Kementerian PUPR juga melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan seluruh sumur eksisting yang ada, yakni sekitar 3.230 titik di 20 provinsi dan merehabilitasi sumur-sumur eksisting sebanyak 25 titik di 12 provinsi.
Jarot menyampaikan, hal itu perlu dilakukan karena tidak semua provinsi di Indonesia memiliki sumber air yang memadai seperti bendungan untuk menunjang kebutuhan masyarakat di musim kemarau.
Oleh karenanya, Kementerian PUPR juga menyiapkan skenario untuk melakukan pengeboran sumur-sumur baru di daerah kering air. Belum tentu di wilayah-wilayah 31 provinsi tadi di bulan Agustus ada sumber-sumber airnya.
Baca Juga : Giliran Pagandaran Diguncang Gempa, Terjadi Kepanikan, Ini Kondisi Terkini
“Maka kami koordinasi dengan Kementerian ESDM, di situ ada CAT (Cekungan Air Tanah) atau tidak,” tandas Jarot.
Jarot mengatakan, PUPR melalui Ditjen Sumber Daya Air akan mulai bergerak mengebor titik-titik yang diprediksi akan terjadi kekeringan pada Maret 2023. Kurang lebih 37 titik di 19 provinsi, jangan sampai sudah terjadi kekeringan, taoi baru bergerak.***