SUARA CIREBON – Lombok, Nusa Tenggara Barat diguncang dua kali gempa pada Jumat malam dan sabtu pagi, 17 – 18 Februari 2023.
Gempa kedua dirasakan pada Sabtu pagi pukul 08.03 WIB. Berkekuatan Magnitudo 4,9 atau M 4,9. Gempa Lombok ini lebih besar dari yang pertama pada Jumat malam.
Pada Jumat malam sekitar pukul 22.00 WIB, gempa berkekuatan M 4,2. Dua gempa itu berpusat di Lombok, tapi di dua tempat berbeda.
Gempa pada Jumat malam atau gempa pertama di Lombok, berpusat di darat sekitar 25 kilometer sebelah Barat Daya Sumbawa. Kedalaman 128 kilometer.
Gempa ini dirasakan di Lombok Tengah dalam skala III MMI. Getarannya dirasakan seperti ada kendaraan truk melintas di depan rumah.
Untuk gempa kedua pada Sabtu pagi berpusat di laut sekitar 37 km Barat Laut Lombok Utara. Dengan kedalaman 10 km, masuk kategori gempa dangkal.
Kekuatannya lebih besar dari gempa Jumat malam, M 4.9 dan pusat gempa bergeser ke arah utara dari gempa pertama Jumat malam.
Gempa Lombok yang kedua Sabtu pagi ini, menurut catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), justru dirasakan kuat getarannya di Karangasem, Bali pada Skala III MMI.
Sedangkan di Lombok sendiri, termasuk sebagian Bali Selatan seperti Denpasar, dirasakan pada skala II MMI, sejumlah rang merasakan dan terlihat benda-benda ringan bergoyang.
Warga sejumlah daerah mengaku ikut merasakan guncangan gempa yang berpusat di Lombok pada sabtu pagi ini, diantaranya Denpasar, Tabanan, Benoa, Badung, Singaraja dan Lombik Timur.
Usai diguncang dua kali gempa, warga Lombok mengaku sempat panik. Mereka kembali trauma dengan gempa pada tahun 2018 yang menewaskan ratusan orang dan menghancurkan ribuan rumah.
Pada akhir tahun 2018, Desember, Lombok diguncang gempa besar berkekuatan M 7,7. Menelan korban jiwa lebih dari 500 orang dan merusak ribuan rumah.
BMKG menghmimbau warga tetap tenang. Tidak panik, namun tetap waspada. Warga juga diminta tidak terpengaruh oleh isu-isu hoaks tentang gempa.
BMKG menyarankan warga meneliti tembok bagian rumah untuk memastikan kondisi struktur bangunan, serta waspada terhadap gempa susulan (after shock).***