Bersama Brimob Polda Jabar, Hj Fifi, berencana menyiapkan lahan untuk pengembangan padi varietas baru temuan petani tersebut.
Kepada Suara Cirebon, Bunda Fifi, sapaan akrab Hj Fifi mengaku kecolongan dengan inovasi yang dilakukan Usman Efendi.
Pasalnya, inovasi petani tersebut justru lebih dikenal di Negara Philipina dan Vietnam ketimbang di daerahnya sendiri, yakni di Kabupaten Cirebon.
“Saya merasa kecolongan ada putra daerah yang dengan inovasinya ini justru lebih dikenal di Philipina dan Vietnam,” ujar Fifi saat meninjau persemaian milik petani tersebut di Desa Tegalsari, Selasa (21/2/2023).
Menurut Fifi, ketertarikan dirinya untuk mengembangkan jenis padi hasil inovasi petani tersebut karena dirinya memang cinta pertanian dan memiliki basic pertanian.
BACA JUGA: Lagi, Petani Cirebon Ciptakan Padi Varietas Baru
Selain itu, ia juga ingin agar kerjasama dengan Brimob yang nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Cirebon.
Ia menjelaskan, apa yang ia lakukan ini semata-mata karena ingin mempertahankan Kabupaten Cirebon sebagai daerah lumbung padi nasional.
“Kenapa (penemuan) Pak Usman ini tidak diapresiasi. Kami akan siapkan lahan bersama Sat Brimob Polda Jabar. Nanti untuk tata cara penanaman hingga pemeliharaannya dari Pak Usman,” kata Fifi.
Untuk musim tanam ini, kata Bunda Fifi, pihaknya baru menyiapkan lahan seluas 4,5 hektare dari target 100 hektare.
“Target saya 100 hektare bahkan lebih, ini agar kita tidak krisis pangan dan tetap menjadi lumbung padi nasional,” paparnya.
Danyon Batalyon C Pelopor Sat Brimob Polda Jabar Kompol (apt) Bagus Amrulloh, menyampaikan, keterlibatan pihaknya dalam kerja sama tersebut dalam rangka membantu menyukseskan program petani tersebut.
BACA JUGA: Banjir di Cirebon Rendam Ratusan Hektar Sawah, Biaya Produksi Semakin Membengkak, Petani Menjerit
Pasalnya, putra daerah yang memilki inovasi brilian itu justru tidak digubris di daerahnya sendiri.
“Karena varietas padi temuan Pak Usman ini justru diakui oleh Vietnam dan Filipina,” kata Bagus.
Menurut Bagus, varietas kufa 1 dan 2 yang ditemukan Usman Efendi memiliki keunggulan sendiri dibanding varietas pada umumnya.
Hasil panennya sendiri ada selisih 2 sampai 3 kwintal per hektare dengan masa tanam yang lebih cepat.
“Tentunya dengan waktu yang cepat dan biaya operasional lebih ringan serta dengan hasil yang lebih banyak, keuntungan yang dihasilkan petani juga lebih besar,” kata Bagus.
BACA JUGA: Harga Beras Makin Mahal, Gabah Langka Diduga Jadi Penyebab, Harga Beras Tembus Rp 14.000 per Kg
Ia menjelaskan, keterlibatan pihaknya dalam program tersebut, dari mulai menanam hingga mencari pupuk jika kekurangan.
“Sebagai pilot projek-nya di lahan ini dulu,” paparnya.
Kedepan, padi varietas kufa 1 dan kufa 2 akan ditanam di sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon. Di antaranya, di wilayah Arjawinangun, Susukan, Palimanan dan Dukupuntang.
“Dari mengorbirkan varietas ini, agar konsep Kabupaten Cirebon menjadi lumbung padi di Jabar bisa tercapai,” pungkasnya.***