SUARA CIREBON – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon diminta agar mendukung penggunaan bahasa ibu melalui pertauran daerah (Perda), kerena saat ini penggunaan bahasa ibu (bahasa Cirebon) semakin memprihatinkan.
Hal itu disampaikan budayawan yang juga Dewan Penasehat Dewan Kesenian Kabupaten Cirebon (DKKC), Made Casta saat memberikan sambutan dalam acara Apresiasi Seni Hari Bahasa Ibu Intenasional di Pendopo Kabupaten Cirebon di Jl. RA Kartini Kota Cirebon, Rabu (22/02/2023) malam.
“Kami meminta dukungan dari Pemkab Cirebon melalui Pak Bupati agar penggunaan bahasa ibu, khususnya bahasa Cirebon diikuti dengan Perda dan Perbup,” tandas Made.
baca juga :Bupati Cirebon Hadiri Istighotsah Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW
Di sisi lain, Made juga meminta agar bupati memberikan dukungan terhadap DKKC untuk berkiprah dalam kesenian dan budaya Cirebon. Selain itu, ke depannya bupati bisa memberikan penghargaan kepada para penggerak dan pelestari seni budaya.
Made menyampaikan, bahasa ibu sudah diakui oleh dunia, tak heran jika setiap pada tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day). Hari Bahasa Ibu Internasional ditetapkan oleh badan PBB Unesco pada tanggal 17 November 1999. Sejarah penetapan Hari Bahasa Ibu Internasional diwarnai perjuangan penuh darah dan air mata.
Diceritakan, pada tahun 21 Maret 1948 saat Mohammed Ali Jinnah, Gubernur Jenderal Pakistan, mendeklarasikan bahasa Urdu sebagai bahasa resmi Pakistan. Warga Pakistan Timur yang memiliki bahasa Bangli tidak terima klaim tersebut. Maka mahasiswa turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi. Unjuk rasa mahasiswa pada 21 Februari 1952 tersebut menelan korban karena polisi menembaki pendemo hingga sejumlah mahasiswa terbunuh.
Baca Juga : Jaga Tari Serimpi agar Tak Punah, Disbudpar Kabupaten Cirebon Ajak Pelajar SMP Belajar Kesenian Daerah
Salah seorang kerabat korban, Rafiqul Islam, menggagas diadakannya Hari Bahasa Ibu Internasional pada 9 Januari 1998. Ia mengirimkan gagasan itu ke Sekjen PBB Kofi Anan. Ia menyerukan agar PBB mengambil langkah untuk melestarikan semua bahasa di dunia dari kemungkinan kepunahan. Cara yang diusulkannya adalah dengan mendeklarasikan Hari Bahasa Ibu Internasional pada tanggal 21 Februari (mengacu pada peristiwa 21 Februari 1952).
Pada 17 November 1999, usulan itu disetujui oleh 188 negara, termasuk Pakistan. Sejak saat itu tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional.
Bupati Cirebon, Imron Rosadi dalam sambutannya menyatakan apresiasinya atas kegiatan yang telah dilakukan oleh DKKC dalam rangka Hari Ibu Internasional. Bupati juga menyampaikan keinginannya untuk melestarikan seni dan budaya Cirebon.
Baca Juga :Konsisten Lestarikan Seni dan Budaya Cirebon, Wabup Sebut Kecamatan Gegesik Ubud-nya Jawa Barat
“Agama Islam sampai ke Indonesia tanpa ada pertumpahan darah. Itu karena para pendakwahnya mengikuti kearifan lokal. Mereka berdakwah lewat budaya. Seperti yang dilakukan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga,” kata bupati..
Menurut Bupati Imron, semua yang aktif di bidang kesenian, khususnya kesenian daerah itu merupakan anugerah, karena tidak banyak orang yang bisa melakukannya.
“Kita berusaha melestarikan nilai-nilai lama yang baik. Seni pada zaman Nabi juga sudah ada, ketika Baginda Rasulullah hijrah ke Madinah itu disambut rebana,” katanya.
Bupati mengajak kepada seniman dan budayawan Kabupaten Cirebon untuk membahas dan diskusi untuk kemajuan seni dan budaya Cirebon. Dirinya juga menyampaikan terimakasih kepada pegiat seni budaya Kabupaten Cirebon. “Siapalagi kalau bukan kita yang melakukannya,” katanya.
Ketua DKKC, H Sulama Hadi dalam sambutan sebelum acara menyampaikan, dirinya sangat bersyukur bisa menyelenggarakan apresiasi seni dalam rangka menyambut Hari Bahasa Ibu Internasional yang diperingati setiap tanggal 21 Februari.
“Selain menggelar apresiasi seni pada malam ini. Tadi siang juga telah menyelenggarakan Seminar Bahasa Cirebon bekerjasama dengan Disdik Kabupaten Cirebon yang berlangsung di pendopo ini juga. Alhamdulillah pesertanya sekitar tigaratus limapuluhan,” katanya.
Baca Juga : Ekowisata Mangrove Caplok Barong di Desa Ambulu Kecamatan Losari Tawarkan Pariwisata Asri
Sulama menyampaikan kalau kesenian daerah di Kabupaten Cirebon ini bisa dibilang hidup segan mati tak mau. Oleh karenanya, selaku Ketua DKKC dirinya meminta agar Pemkab Cirebon melalui Bupati Cirebon agar bisa ngurip-ngurip (turut menghidupi) kesenian yang ada di Kabupaten Cirebon.
Pada Rabu malam tersebut di pendopo ditampilkan kidung Sunda, Macapat, pembacaan puisi Basa Cirebon, jogregan dan penampilan seni brai yang sekarang sudah sangat sulit dijumpai.***