SUARA CIREBON – Di musim penghujan, irigasi pengairan sawah di Desa Serang Wetan, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, dan desa sekitarnya justru mengering.
Kondisi tersebut terjadi semenjak adanya pembangunan jalan tol. Akibatnya, ratusan hektare lahan pertanian kini menjadi tanah tadah hujan, padahal sebelumnya bisa tanam 3-4 kali dalam setahun.
Kuwu Serang Wetan, Setia Budi menjelaskan, luas areal persawahan di Desa Serang Wetan sekitar 125 hektare.
Namun, lanjut kuwu, semenjak adanya pembangunan jalan tol, irigasi berhenti total. Akibatnya para petani hanya bisa tanam padi dalam semusim antara 1-2 kali. Itupun terkadang harus dibantu dengan pompa air untuk kebutuhan pengairannya.
“Sampai saat ini belum ada penanganan untuk mengembalikan kembali irigasi pengairan agar berfungsi seperti semula, kalau bicara soal pengairan sawah yang pasti petani menjerit, hanya mengandalkan hujan saja,” jelas Setia Budi kepada Suara Cirebon, Selasa, 7 Maret 2023.
Budi pun menyampaikan, dari sekitar 125 hektare lahan pertanian yang ada di desanya, kini yang masih menanam padi sekitar 70 hektare saja, sementara sisanya 5 sampai 10 hektare untuk lahan palawija, dan 30-50 hektar untuk lahan tanaman tebu.
Ditambahkannya, para petani yang masih menanam padi terbantu dengan adanya Sungai pembuangan Cisaat, para petani memanfaatkannya meskipun dibantu pompa air untuk pengairan sawah mereka.
Untuk lahan pertanian yang jauh dari sungai, hanya bisa untuk ditanam tebu maupun palawija.
Untuk itu, kata Budi, para petani berharap irigasi pengairan tersebut bisa berfungsi kembali seperti sedia kala agar mereka tidak kerepotan mengairi sawah saat memulai musim tanam.
“Kami dari pemdes telah melakukan upaya koordinasi ke dinas terkait yang menangani irigasi pengairan tersebut, akan tetapi kuota pemberian air yang disalurkan melalui irigasi tersebut sudah habis di Hulu, karena hanya diberi kuota untuk 2,5 hektare lahan saja,” terangnya.
Atas kondisi tersebut, diutarakan Budi, Pemdes Serang Wetan merencanakan pengadaan pompanisasi untuk sawah-sawah yang jauh dari sungai tersebut.
Namun, kata Budi, hal itu pun terkendala dengan ketersediaan air yang akan disedot, karena saat ini hanya mengandalkan dari saluran pembuangan Sungai Cisaat yang debit airnya tidak maksimal, terutama di musim kemarau.***