SUARA CIREBON – Ikan cucut di Kemantren bikin masalah di Kelurahan Gegunung, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.
Bahkan, anggota DPRD Kabupaten Cirebon pun sampai turun tangan untuk menangani masalah ikan cucut ini.
Masalah ikan cucut tersebut yaitu terkait pembuangan limbah pengolahan ikan yang dibuang ke saluran air hingga mencemari wilayah Kelurahan Gegunung.
Rumah produksi yang mengolah ikan cucut ini sebenarnya berada di wilayah Kelurahan Kemantren, Kecamatan Sumber.
Namun, limbah yang dibuangnya ke saluran air terus mengalir hingga ke kelurahan tetangganya, yaitu Kelurahan Gegunung.
Akibatnya, warga yang berada di Kelurahan Gegunung pun terdampak limbah tersebut dan mengadukannya ke DPRD Kabupaten Cirebon.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, Anton Maulana mengatakan, permasalahan limbah ikan cucut tersebut telah disampaikan oleh masyarakat ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon.
“Limbah cair dan udara dari ikan cucut yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun itu sangat mengganggu masyarakat Blok Masjid, Kelurahan Gegunung. Limbah itu dibuang ke selokan dan hilirnya ada di Kelurahan Gegunung,” terang Anton, Rabu, 8 Maret 2023.
Untuk mengatasi persoalan limbah ikan cucut ini yaitu rencananya rumah produksi pengolahan ikan cucut ini akan direlokasi atau dipindahkan.
Namun, Anton menjelaskan, relokasi tersebut bertempat di tanah pribadi milik pengusaha ikan cucut tersebut.
Dimana, kata Anton, di belakang tanah pribadi tersebut terdapat tanah pemda yang luasnya sekitar 600 meter. Sementara tanah pribadi itu memiliki luas 2.000 meter.
Tanah pemda itupun rencananya akan dijadikan instalasi pembuangan air limbah (IPAL) dari pengolahan ikan cucut tersebut.
“Jadi relokasinya di tanah pribadi. Pembangunan IPAL-nya di tanah pemda. Anggarannya Rp200 juta. Cukuplah, kan IPAL-nya kecil,” jelasnya.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, Yoga Setiawan menerangkan, rencana relokasi rumah pengolahan ikan cucut ini merupakan hasil pertemuan dengan DLH Kabupaten Cirebon.
Kemudian, lanjut Yoga, pihaknya pun menekan kepada pemerintah daerah untuk dibuatkan IPAL tersebut.
“Kata kepala DLH, tahun ini dibenahi. Anggarannya Rp200 juta untuk membuat IPAL,” terangnya.***