SUARA CIREBON – Mengerikan, dua remaja masih setingkat siswa SMA, terlibat “carok”, duel menggunakan senjata celurit.
Akibat duel atau carok itu, satu tewas, dan satu lainnya mengalami luka parah. Berada dalam kondisi kritis dan dilarikan ke rumahs akit (RS).
Duel menggunakan celurit atau carok ala Madura itu terjadi di Desa Bantarjaya, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor.
Aksi carok dua remaja itu berlangsung pada Rabu petang menjelang Maghrib, pukul 17.30 WIB di Bantarjaya.
Dua remaja yang duel maut menggunakan senjata tajam jenis celurit atau carok, masing-masing berinisial YV (17 tahun) dan MVP (18 tahun).
YV tewas dengan luka parah akibat sabetan celurit. Sedangkan MVP, berada dalam kondisi kritis, juga mengalami luka bacok dan sabetan celurit, dan dilarikan ke RS.
“Remaja yang tewas, YV sudah tidak sekolah. Sedangkan yang kritis MVP statusnya masih pekajar sebuah SMA,” tutur Kapolda Rancabungur, Iptu Hartanto.
YV dan MVP terlibat duel maut menggunakan senjata celurit. Sejauh ini, kepolisian belum mengetahui penyebab keduanya melakukan carok ala Madura tersebut.
“Kita belum bisa meminta keterangan korban yang masih hidup namun dalam kondisi kritis di rumah sakit,” tutur Hartanto.
Kedua remaja itu pelaku sekaligus korban perkelahian atau duel mau menggunakan celurit. Polisi masih sebatas mengumpulkan barang bukti dan meminta keterangan sejumlah saksi.
“Ini duel, perkelahian satu lawan satu. Sama-sama menggunakan celurit. Kita belum tahu masalahnya apa. Menunggu keterangan dari pelaku. Kondisinya masih kritis, belum bisa dimintai keterangan,” tutur Hartanto.
Carok ala Madura itu menggegerkan warga Rancabungur. Apalagi terjadi pada saat jam sibuk, orang pulang kerja.
Polisi belum berani menentukan dugaan penyebab carok ala Madura dari dua remaja tersebut. Untuk barang bukti berupa celurit dan pakaian kedua remaja itu sudah dikumpulkan sebagai barang bukti.
Polisi juga belum bisa menerapkan status hukum. Sebab ini konteksnya perkelahianm duel satu lawan satu. Keduanya sama-sama terluka, hanya yang satu tewas, satunya kritis.***