SUARA CIREBON – Tepat pukul 12.00 WIB, Sabtu tengah hari siang ini, 11 Maret 2023, terjadi erupsi Gunung Merapi di Dearah Istimewa Yogyakarta.
Erupsi Merapi ditandai dengan semburan awan panas atau disebut sebagai wedhus gembel ke udara setinggi sekitar sekitar 1 kilometer.
Hingga kini, menyusul erupsi tersebut, seluruh pendakian ditutup. Masyarakat juga diminta menjauhi wilayah di sekitar puncak Merapi.
Erupsi atau letusan terlihat jelas pada pukul 12.00 WIB. Kebetulan cuaca di sekitar puncak Merapi cerah sehingga semburan awan panas atau wedhus gembel terlihat jelas.
Awan panas atau wedhus gembel terlihat menyembur dari puncak Merapi mengikuti arah angin yang pada Sabtu siang ini ke arah Barat Daya dan Barat laut.
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan catatan cuaca di sekitar puncak Merapi berupa kecepatan angin antara 8 sampai 20 km/jam.
Berhembus ke arah Barat Daya dan Barat Laut. Semburan wdhus gembel atau awan panas dari puncak Merapi ini juga mengikuti arah angin.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) sebelumnya mencatat peningkatan aktifitas vulkanik di Merapi.
Bahkan dalam sepekan tercatat sedikitnya ada 19 kali guguran lava yang menuju arah Barat Daya atau ke arah hulu sejumlah sungai seperti Kali Boyong, Kali Bebeng dan Kali Sat atau Kali Putih.
“Jarak luncuran mencapai 1.700 meter ke Barat Daya dari 19 kali guguran lava Merapi,” tutur Agus Budi Santoso, Kepala BPPTKG.
Lembaga tersebut juga mencatat kegempaan Merapi dalam sepekan terakhir. Tercatat ada 553 kegempaan, baik vulkanik maupun tektonik.
“Inmtensitas kegempaan meningkat dalam sepekan terakhir. Kami minta masyarakat di sekitar lereng Merapi untuk menjauhi daerah puncak,” tutur Agus Budi.***