SUARA CIREBON – Gunung Merapi meletus dan mengeluarkan lava pijar dari puncak dan meluncur deras ke lereng ke wilayah Barat Daya dalam kecepatan tinggi.
Terlihat dalam video erupsi yang sempat viral beredar pada Minggu malam, 12 Maret 2023. Luncuran lava pijar dalam volume sangat besar dari puncak Merapi menuju lereng gunung paling aktif di Tanah Air tersebut.
Lava pijar erupsi itu terlihat sangat jelas. Memancarkan cahaya, menembus kegelapan malam di areal puncak Merapi seperti dalam video yang beredar luas dan viral di berbagai grup WhatsApp (GrupWA) maupun platform media sosial (medsos).
Hingga Senin, 13 Maret 2023, sejak pertama kali erupsi pada sabtu tengah hari, 11 Maret 2023, status Merapi masih dalam siaga.
Erupsi Merapi ditandai dengan semburan awan panas atau wedhus gembel ke angkasa setinggi hampir 1 kilometer, menuju arah Barat Dayam Barat laut dan Selatan.
Semburan wedhus gembel atau awan panas itu memunculkan hujan abu. Sesuai arah angin, hujan abu akibat erupsi Merapi menerjang wilayah Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kota Magelang hingga ke Temanggung dan Wonosobo.
Meski wilayah barat daya Merapi hujan abu cukup tebal, namun kegiatan penerbangan dari Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo, tidak terhenti.
Seluruh pesawat dan jadwal penerbangan dari Bandara Internasional Yogyakarta ke berbagai tujuan, tetap berjalan seperti biasa. Tidak terhalang oleh erupsi Merapi yang ke arah Barat Daya, bukan ke arah Yogyakarta.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), mengungkapkan kemungkinan erupsi Merapi akan terus berlangsung.
Hanya saja, status terkini masih dalam posisi siaga. Meski belum ada eprintah evakuasi atau pengosongan untuk pemukiman warga di sekitar lereng Merapi, namun kewaspadaan sudah mulai diberlakukan.
“Daerah yang menjadi arah awan panas dan hujan abu, sudah harus mulai mengintensifkan mitigasi dampak erupsi Merapi,” tutur Agus Budi Hartono, Kepala BPPTKG.***