SUARA CIREBON – Gunung Merapi meletus yang hingga kini erupsinya masih terus berlangsung.
Terpantau Gunung Merapi di perbatasan Daerah istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah itu mengeluarkan lava pijar.
Ada kenaikan intensitas erupsi Merapi. Sejak Senin hingga Selasa siang ini, 21 Maret 2023, puncak gunung paling aktif di Tanah Air ini mulai sering mengeluarkan lava pijar.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat empat kali puncak Merapi mengeluarkan lava pijar.
Tiga kali lava pijar dari Merapi meluncur sejauh 1000 meter. Satu kali lebih banyak volumenya dan meluncur sejauh 1.200 meter.
Kesemuanya, dari pantauan BPPTKG, mengarah ke Barat Daya, atau ke wilayah Kabupaten Magelang, Jateng sejak Senin hingga Selasa hari ini.
“Terpantau sejak pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB. Ada empat kali semburan lava pijar ke arah Barat Daya,” tutur BPPTKG.
Potensi bahaya erupsi Merapi berupa banjir lahar dan hembusan awan panas (wedhus gembel) yang mengarah ke Bara Daya sesuai arah angin.
BPPTKG mengingatkan warga di wilayah Barat Daya dan Selatan Merapi untuk waspada. Begini zona bahaya erupsi Merapi :
- Zona bahaya Sungai Boyong sejauh 5 kilometer
- Zona bahaya Sungai Bedok sejauh 7 km
- Zona bahaya Sungai Krasak sejauh 7 km
- Zona bahaya Sungai Bebeng sejauh km
- Zona bahaya Sungai Woro sejauh 3 km
- Zona bahaya Sungai Gendol sejauh 5 km
BPPTKG mengisyaratkan potensi lontaran material erupsi Merapi sejauh 3 km, dihitung dari puncak gunung yang erupsi pertama kali pada 11 Maret atau Sabtu siang pukul 12.00 WIB.
Masyarakat, terutama di sepanjang aliran sungai harus berhati-hati. terutama bila hujan lebat turun berupa ancaman potensi banjir lahar yang terbawa melalui aliran sungai.***