SUARA CIREBON – Jalur selatan dinyatakan telah laik untuk dilalui untuk arus mudik lebaran 1444 Hijriah tahun 2023 ini.
Namun ada kendala yang menjadi tantangan bagi para pemudik bila melewati jalur selatan. Yakni kondisi geografis yang merupakan pegunungan.
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mengingatkan soal kendala melalui jalur selatan yang melewati pegunungan.
Konsentrasi pemudik harus maksimal. Kondisi dan stamina tubuh sangat penting saat melewati jalur selatan.
Jalur selatan yang melewati pegunungan, jalannya berkelok-kelok. Ini harus diantisipasi dengan kelaikan kendaraan dan stamina tubuh.
Anggota Komisi V DPR RI, Yosep Umarhadi sempat melakukan pemeriksaan di sepanjang jalur selatan yang akan dilalui sebagai jalur utama pemudik lebaran.
“Jalannya penuh kelokan. Berbelok-belok karena melewati pegunungan. Ini butuh konsetrasi, stamina tubuh dan kelaikan kendaraan,” tutur Yosep Umarhadi.
Jalur selatan, terbentang dari Bandung – Tasikmalaya – Ciamis – Majenang – Cilacap terus ke arah Kebumen dan Yogyakarta.
Sepanjang pemantauan di jalur selatan, ada hambatan yang haus menjadi perhatian itu di daerah Majenang, Kabupaten Cilacap.
Di Majenang, ada bentangan jalan sepanjang 15 kilometer yang bergelombang. Ditambah lagi, seluruh kendaraan bertumpuk di daerah tersebut.
“Ada jalan sepanjang 15 km bergelombang. Ditambah seluruh kendaraan bertemu di jalur itu. Ada becak, dokar, angkutan pedesaan sampai bus antar kota dan antar provinsi,”tutur Yosep Umarhadi.
Menurutnya, hambatan yang paling memperoleh perhatian para pemudik ialah di daerah Majenang yang panjangnya mencapai 15 km.
“Memang ada perbaikan. Tapi karena tanahnya labil, jadi jalan tetap bergelombang. Kami minta ada pengawasan intensif untuk 15 km jalan di Majenang,” tutur Yosep Umarhadi.***