SUARA CIREBON – Jelang memasuki arus mudik Lebaran, tumpukan sampah di sejumlah tempat pembuangan sampah liar, masih banyak ditemui di jalur Pantura dan jalur arteri Kabupaten Cirebon.
Jika tidak segera ditangani secara serius, pemandangan tak sedap tersebut dapat memuculkan citra negatif bagi Kabupaten Cirebon di mata para pemudik.
Terkait hal itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon berupaya membersihkan sampah liar yang banyak menumpuk di pinggir ruas jalan nasional dari ujung barat hingga timur Kabupaten Cirebon.
Pihak DLH mengakui, upaya tersebut belum maksimal. Namun perlahan tapi pasti, DLH terus mengerahkan armada untuk mengangkut tumpukan sampah liar di jalur yang bakal dilintasi para pemudik tersebut.
Pengawas Lingkungan Hidup, DLH Kabupaten Cirebon, Teguh Budiman, mengatakan, sampah liar yang berada di pinggir jalur pantura wilayah barat, tepatnya di wilayah Desa Arjawinangun sudah dibersihkan.
Bahkan di jalur alternatif yang masuk wilayah Desa Kebonturi, Kecamatan Arjawinangun, sampah liar sudah diangkut dan lokasinya sudah dipagar. Hal itu, agar masyarakat tidak lagi membuang sampah di tempat tersebut.
Sementara sampah liar lainnya yang menumpuk di pinggir jalan pantura di wilayah desa tersebut, Teguh mengaku belum mengetahuinya karena belum ada laporan masuk ke DLH.
“Kalau di situ kami belum tahu, sebab belum ada laporan. Tapi kalau di dua tempat lainnya sekarang sudah bersih,” kata Teguh, Kamis, 13 April 2023.
Menurut Teguh, sebelumnya pihaknya juga sudah membersihkan sampah liar di jalur pantura Kedawung yang menjadi wajah Kabupaten Cirebon. Jalur mudik di lokasi tersebut, kini sudah tidak kumuh lagi dan nyaman dipandang.
Saat ini, lanjut Teguh, pihaknya sedang fokus pada pembersihan sampah liar di wilayah timur Kabupaten Cirebon. Menurut Teguh, sampah liar di wilayah timur justru paling banyak bila di bandingkan dengan di wilayah tengah dan barat.
Ia menjelaskan, pihaknya kini sedang mengatur jadwal pembersihan sampah tersebut agar sebelum arus mudik dimulai, sampah sudah tertangani.
“Seperti wilayah Kanci juga belum. Kita belum semuanya dibersihkan. Kalau wilayah barat tidak banyak,” kata Teguh.
Ia menyebut, jumlah sampah liar ditengarai meningkat di bulan Ramadan ini. Hal itu, seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat di bulan suci ini.
“Di bulan Ramadan ini jumlah sampah meningkat. Tapi peningkatannya berapa persen, saya kurang tahu pasti. Sampahnya banyak didominasi sampah rumah tangga,” ujar Teguh.
Ia menambahkan, kendala yang dihadapi DLH dalam pembersihan sampah liar adalah minimnya kesadaran masyarakat. Ia bahkan merasa kecewa karena masih banyak oknum masyarakat yang kerap membuang sampah sembarangan.
Hal itu diketahui dari sejumlah titik yang sudah dibersihkan namun setelah itu volume sampah justru bertambah dua kali lipat dari yang sudah dibersihkan.
Karena itu, Ia juga meminta kerjasama para Kuwu dan pihak Kecamatan untuk bersama-sama mengawasi perilaku masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.
Minimal, pihak desa bisa menegur masyarakatnya yang membuang sampah sembarangan. Karena penanganan sampah ini bukan hanya tanggungjawab DLH saja.
“Kalau desa tidak punya TPS, ayo koordinasi dengan kami. Nanti kita diskusikan untuk bersama-sama carikan solusinya,” pungkasnya.***