SUARA CIREBON – Seorang pemudik tewas mengenaskan akibat dibunuh dengan cara ditusuk. Padahal sang pemudik baru satu jam sampai di kampung halaman.
Korban pembunuhan bernama Wahyono. Ia bru saja menginjakan kakinya di kampung halaman di Desa Pakembaran, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.
Pemudik yang jadi korban pembunuhan bernama, Wahyono. Ia menjadi sasaran pelampiasan amukan keponakannya sendiri, bernama Aprilia Rosi Putro (23 tahun).
Informasi yang diperoleh, Rabu, 19 April 2023, insiden pembunuhan terhadap seorang pemudik bernama Wahyono terjadi pada Senin, 17 Apri 2023 siang hari.
Korban Wahyono baru saja tiba di kampung halaman setelah menempuh perjalanan mudik lebaran dari Jakarta.
Wahyono ditusuk beberapa kali dengan pisau dapur oleh keponakannya, Rosi, anak dari kakaknya yang bernama Rosichin.
Pelaku Rosi sebenarnya mengincar ayahnya sendiri, Rosichin. Ia kalap karena meminta sepeda motor namun ayahnya tidak membelikan.
“Duitnya kurang. Ada duit dari hasil penjualan tanah Rp40 juta. Tapi belum dibayar semua. Rupanya ia tidak sabar,” tutur Rosichin.
Karena marah tidak dibelikan sepeda motor, Rosi siang itu ngamuk dan mengejar-ngejar ayahnya dengan menghunus pisau dapur.
Rosichin sempat bersembunyi. Rosi kesulitan menemukan ayahnya. Sampai kemudian betremulah dengan pamannya Wahyono.
Melihat pamannya yang baru pulang mudik dari Jakarta, bukannya menyapa, Rosi malah langsung menyerang, melampiaskan kekesalan terhadap ayahnya ke pamannya.
Wahyono yang tidak menyangka tidak bisa mengantisipasi serangan. Ia akhirnya jatuh tersungkur berismbah darah dengan tiga luka tusukan parah di bagian dada dan perut.
“Saya malah baru tahu kalau adik saya pulang. Belum sempat ketemu, malah jadi sasaran pelampiasan anak saya,” tutur Risichin.
Kapolres Tegal, AKBP Mochammad Sajarod Zakun membenarkan insiden pembunuhan salah sasaran tersebut.
“Pelaku langsung kita tangkap, Kini ditahan. Kebetulan anggota kami sedang tidak jauh dari lokasi saat peristiwa itu terjadi,” tutur Zakun.
Kapolres Zakun menuturkan, korban merupakan pemudik yang sampai di kampung halamannya dari Jakarta.
“Belum ada satu jam sampai di kampung halaman, langsung dijadikan sasaran,” tutur Zakun.***