SUARA CIREBON – Fenomena El Nino menjadi tantangan bagi rehabilitasi hutan dan lahan. El Nino berpotensi menghambat keberhasilan rehabilitasi hutan dan lahan, sehingga perlu mitigasi.
Beberapa upaya mitigasi antara lain pemilihan jenis tanaman, penggunaan bahan pembenah tanah, menjaga ketersediaan air melalui pemanenan air, pembangunan sarana penyiraman tanaman, serta pelibatan masyarakat dalam rehabilitasi lahan.
Hal itu disampaikan Komandan Korem (Danrem) Korem 063/Sunan Gunung Jati (SGJ), Brigjen TNI Dani Rakca, dalam sambutan yang dibacakan Kasrem 063/SGJ, Letkol Arh Dhama Noviang Jaya dalam kegiatan Sosialisasi Mitigasi dan Penanganan Dampak Bencana Alam El Nino di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Tahun 2023, Senin, 29 Mei 2023.
“Ancaman El Nino harus segera diantisipasi karena berdasar data dan monitoring, sebagian wilayah Pantura, NTB dan NTT sudah mengalami jeda hujan hingga 20 hari, dan ini mulai bergerak merata ke seluruh wilayah Indonesia,” kata Dani Rakca.
Dengan rendahnya curah hujan maka yang harus diwaspadai adalah bahaya kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan.
Menurutnya, TNGC berada di wilayah Kabupaten Kuningan, Majalengka dan Kabupaten Cirebon. Gunung soliter tertinggi di Jawa Barat itu memiliki ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan puncak kubah membentuk kerucut di sisi sebelah utara.
“Mitigasi TNGC yang kawasannya meliputi tiga kabupaten (Cirebon, Majalengka, Kuningan) harus dilakukan,” katanya.
Dengan datangnya El Nino, Pemerintah Pusat meminta pejabat TNI/Polri mulai dari pusat hingga daerah harus terus mewaspadai dan memantau, serta melakukan pencegahan atas bahaya laten kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Sebagai unsur satuan kewilayahan tidak hanya berdiam diri tapi berpikir terus menerus dan berbuat semaksimal mungkin untuk membantu pemda serta bersinergi unsur Polri, BPBD, BMKG, Basarda, Tagana, pecinta alam, unsur mahasiswa serta penduduk di wilayah setempat,” tegasnya.
Dalam mengantisipasi hal tersebut BMKG mengadakan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) yang diharapkan melalui pelaksanaan TMC ini akan ada dampak terhadap pencegahan Karhutla serta terjaga ketersediaan air saat musim kemarau.***