SUARA CIREBON – Kasus lumpy skin disease (LSD) di Kabupaten Cirebon terus bertambah menjelang Hari Raya Kurban ini.
Hingga Minggu, 4 Juni 2023, total kasus LSD atau lato-lato di Kabupaten Cirebon mencapai 451 ekor.
Kasus dari penyakit yang menyerang hewan ternak sapi dan kerbau ini tersebar di 82 desa 32 kecamatan di Kabupaten Cirebon.
Sekretaris Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, drh Encus Suswaningsih mengatakan, dari 451 ekor hewan yang terpapar LSD itu, sebanyak 1 ekor dipotong paksa, 423 ekor masih sakit, 27 ekor sudah sembuh dan tidak ada yang mati.
Distan mencatat, mulanya pada tanggal 7 Maret kasus LSD hanya sebanyak 83 ekor. Penyakit yang lebih banyak menjangkiti hewan ternak sapi ini mulai merebak di Kabupaten Cirebon sejak akhir tahun 2022.
Kemudian pada 14 Maret 2023 jumlahnya bertambah menjadi 111 ekor. Penambahan kasus dalam satu pekan di bulan tersebut cukup signifikan. Hingga Selasa, 11 Mei 2023 jumlahnya kembali bertambah, dari 111 menjadi 342 ekor.
Saat itu, ratusan ekor sapi yang terpapar LSD ini menyebar ke 28 kecamatan dan 74 desa di Kabupaten Cirebon. Penyakit tersebut menyerang 341 ekor sapi potong dan 1 ekor sapi perah.
Upaya proteksi yang dilakukan pihaknya adalah dengan cara melakukan vaksinasi. Selain itu, juga dilakukan upaya pengobatan dan penyemprotan kandang sapi dengan cairan disinfektan.
Diakuinya, Distan kesulitan menekan penyebaran LSD lantaran proses distribusi sapi dari luar kota melalui jalan tol. Sementara pos pemeriksaan atau cek poin berada di jalur arteri, yakni di wilayah Losari.
“Masyarakat tidak perlu panik karena daging dari sapi yang terkena LSD masih bisa dikonsumsi. Penyakit ini hanya menempel di kulit, daging bisa dimakan, tidak seperti PMK,” kata Encus.
Ia mengatakan, LSD merupakan penyakit kulit infeksius disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus capripoxvirus dan famili poxviridae.
Virus tersebut umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Penularan LSD melalui kontak dengan lesi kulit dan melalui nyamuk yang menghisap darah atau lalat.
“Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine. Di Kabupaten Cirebon penularan awalnya dari Jateng,” paparnya.***