SUARA CIREBON – Meski batik Cirebon telah dikenal luas bahkan mendunia, namun sejauh ini Kawasan Wisata Batik Trusmi (KWBT) hanya dinikmati segelintir pedagang batik saja.
Hal itu dikemukakan, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, Pandi, terkait kondisi perdagangan batik di kawasan wisata Desa Trusmi, Selasa, 10 Juli 2023.
“Masih banyak pedagang batik yang sepi pembeli karena wisatawan hanya berkunjung di satu showroom. Dampaknya bukan hanya dirasakan pedagang batik, tetapi juga para perajin dan UMKM sekitar,” ujar Pandi.
Dikatakan Pandi, nasib perajin batik juga kondisinya sangat memprihatinkan. Pasalnya, imbuh Pandi, selain hanya mendapat upah murah, banyak dari para perajin itu yang baru bisa menerima upah setelah kain batik buatannya terjual.
“Oleh karenanya, saya mengingatkan agar pemerintah berkewajiban menata serius KWBT sehingga manfaatnya dapat dirasakan seluruh perajin dan pengusaha batik maupun masyarakat luas,” katanya.
Misalnya, lanjut Pandi, dengan merekrut pengemudi ojek maupun dokar khas Cirebon untuk memudahkan pelayanan transportasi bagi wisatawan yang ingin berkeliling di Kawasan Wisata Batik Trusmi.
Menurut Pandi, menata ulang KWBT perlu dilakukan Pemkab Cirebon, agar pengunjung tidak terjebak di satu titik saat berlibur di kawasan wisata batik tersebut.
“Kalau pemda serius, kita bisa bahas bersama dengan SKPD-SKPD terkait. Dan, jika dibutuhkan kita undang investor,” tegasnya.
Untuk informasi, Pemerintah Kabupaten Cirebon telah mewacanakan pengembangan kawasan batik Cirebon.
Salah satunya di Kawasan Wilayah Batik Trusmi (KWBT) yang akan disulap seperti kawasan Malioboro.
Rencana tersebut telah bergulir sejak 2017 saat Pemprov Jabar menetapakan Kawasan Metropolitan Cirebon Raya.
Perlu diketahui industri batik berperan penting bagi perekonomian nasional serta menjadi penyumbang devisa negara, karena memiliki pasar ekspor yang besar seperti di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Terlebih, batik juga merambah menjadi berbagai bentuk fesyen, kerajinan dan lainnya yang telah mampu menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Dan Kabupaten Cirebon memiliki industri batik yang cukup besar dan menjadi pendongkrak kehadiran wisatawan.***