SUARA CIREBON – Sopir truk trailer mengungkapkan pengalaman sangat menegangkan pada detik-detik sebelum ditabrak KA Brantas pada Selasa malam, 16 Juli 2023 di jln Madukoro, Semarang.
Sopir truk trailer, Heru Susanto (50 tahun) mengungkapkan pengalaman yang sangat menegangkan dan membuatnya sampai syok dan trauma.
“Saya lemes sekali. Syok dan trauma. Saya melihat langsung saat kereta menabrak truk, ada ledakan dan kobaran api,” tutur Hari Susanto.
Hari Susanto diperiksa penyidik Satlantas Polresta Semarang pada Kamis, 20 Juli 2023 setelah menyerahkan diri.
Heru Susanto membantah dirinya kabur. Bahkan ia mengungkapkan kalau bersama sopir, masih di sekitar lokasi kejadian setelah KA Brantas menabrak truk trailer.
Heru Susanto mengaku duduk tak jauh dari lokasi kejadian dengan kernet. Ia melihat juga bagaimana setelah kecelakaan maut terjadi.
Heru Susanto menyerahkan diri Rabu dini hari setelah sempat menenangkan diri di rumah adiknya.
Di sela-sela pemeriksaan oleh penyidik Satlantas Polresta Semarang, Heru Susanto juga mengungkapkan bagaiman detik-detik yang sangat menegangkan dalam hidupnya.
Ia menceritakan saat pertama truk trailer melintasi rel KA. Tak diduga, pada saat memasuki rel kedua, tiba-tiba truk trailer macet.
Heru Susanto sempat berusapaya menghidupkan mesin. Dalam pengakuannya, truk trailer itu sempat kembali jalan, namun hanya maju satu meter.
“Sempat hidup lagi dan maju cuma satu meter. Setelah itu mati lagi, seluruh fungsi mesin mati tidak dapat dihidupkan,” tutur Heru Susanto.
Sampai terdengar bunyi klakson kereta api dari arah barat. Heru Susanto mengaku masih berusaha menghidupkan mesin karena melihat jarak KA masih cukup jauh.
Namun upaya sia-sia. Mesin truk tariler yang dikemudikan sama sekali tidak bisa dinyalakan.
Sementara, tidak saja bunyi klakson, lampu kereta juga sudah mulai terlihat dari arah barat.
Heru Susanto menuturkan, saat truk trailer melewati rel KA, perlintasan belum ditutup dan belum ada tanda KA mau lewat.
Namun saat truk trailer mogok, terdengar sirine tanda palang pintu ditutup dan bunyi klakson KA dari arah barat.
“Saat itu saya tegang. Bingung. Ini koq mesin mati. Berkali-kali saya berusaha hidupkan kendaraan, mesin benar-benar mati,” tutur Heru Susanto.
Jarak KA Brantas makin dekat. Heru usanto sudah mulai mendengar teriakan orang mengingatkan dirinya untuk meninggalkan truk tarilernya.
“Nah begitu kereta sudah makin dekat, saya minta kernet keluar. Saya juga keluar dan kabur menghindari tabrakan,” tutur Heru Susanto.
Heru Susanto mengakui telah keliru telah masuk alur tersebut. Ia hanya bermaksud potong kompas karena melalui perlintasan itu lebih dekat.
Ia mengaku mau ke daerah Mberok, Johar. Bermaksud untuk mengambli crane yang akan diangkut ke Solo.
“Saya lewat situ karena lebih dekat. Selama ini juga aman-aman saja. Hanya malam itu sangat mengherankan, tiba-tiba mesin mati saat posisi persis di tengah rel KA,” tutur Heru Susanto.
Saat KA Brantas menabrak truk trailer, Heru Susanto dan kernet sudah berada di posisi aman. Tidak jauh dari lokasi.
“Saya lemes. Saya hanya bisa duduk terdiam, tidak jauh dari lokasi kecelakaan. Saa lihat kerumunan ratusan orang setelah kecelakaan terjadi,” tuturnya.***