SUARA CIREBON – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon mengaku akan segera menganalisa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SD Negeri Mulyasari, Kecamatan Losari, yang pada tahun ini hanya menerima 1 murid.
Kepala Disdik Kabupaten Cirebon, H Ronianto mengatakan, analisa dilakukan untuk menentukan langkah yang akan ditempuh Disdik dalam persoalan tersebut.
“Kami akan lakukan analisa, langkah apa yang akan dilakukan terkait dengan SD Mulyasari itu. Apakah akan dijadikan kelas jauh apakah merger,” kata Ronianto, Senin, 24 Juli 2023.
Menurut Ronianto, opsi yang dinilai efektif bisa segera dilakukan adalah dengan dibuat kelas jauh. Nantinya, induk sekolah tetap di SD Negeri Mulyasari, kemudian kelas 1 sampai kelas 2 tetap di kelas SD Negeri Mulyasari, tapi kelas 4 sampai kelas 6 di sekolah lain.
Kalau dilakukan merger, pihaknya harus melihat dulu sekolah terdekat dengan SD Negeri Mulyasari, sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama.
Ia mengatakan, penyebab SD tersebut kekurangan siswa adalah karena di sekitar SD Mulyasari terdapat beberapa Madrasah Ibtidaiyah (MI). SD Negeri tersebut sudah kekurangan siswa sejak tiga hingga empat tahun lalu. Selain itu, juga diakibatkan karena jumlah siswa sangat terbatas.
Menurut Ronianto, beberapa tahun lalu pihaknya sudah mencoba menyarankan agar ada pelajaran muatan agamis yang diperdalam dan diperkuat, meskipun statusnya sekolah negeri. Tujuannya, lanjut dia, agar masyarakat sekitar tetap mempercayakan ke sekolah negeri.
“Tapi nampaknya sulit juga untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat, sehingga akhirnya seperti ini,” paparnya.
Sebelumnya, SD Negeri Mulyasari, Kecamatan Losari, pada tahun ajaran baru 2023 ini hanya menerima 1 siswa saja. Jumlah total murid di sekolah tersebut hanya 18 orang saja. Kondisi itu telah berlangsung sejak tahun 2010 hingga saat ini. Bahkan, kelas 3 SD tersebut tidak ada muridnya.
“Dari kelas 1 sampai kelas 6 hanya ada 18 siswa, bahkan kelas 3 tidak ada muridnya. Perlu ada campur tangan semua pihak untuk melakukan pembenahan,” uangkap Plt Kepala SD Negeri Mulyasari, Mukidi.
Mukidi merasa kaget ketika melihat kondisi sekolah dengan jumlah siswa yang sangat minim, saat dirinya yang baru ditugaskan 1 Juli 2023 di sekolah SD Negeri Mulyasari.
“Di kelas 2 hingga kelas 6, yang hanya tersisa tiga hingga lima murid per kelasnya, bahkan murid kelas 3 sisa satu tahun lalu, pada tahun ini memilih untuk pindah sekolah,” jelasnya.
Ia mengatakan, SD Negeri di Desa Mulyasari hanya ada satu, yakni hanya saja SD Negeri Mulyasari. Namun posisinya diapit oleh 5 sekolah MI.
“Sebagian besar orang tua memilih memasukan anaknya ke MI, dengan alasan anaknya mendapat mata pelajaran agama selain mendapat pelajar umum. Siswa yang akan masuk MI juga memperoleh seragam gratis bahkan uang tunai,” bebernya.
Untuk bersaing dengan memberikan modal seragam sekolah gratis dan uang, Mukidi mengaku sangat berat kalau harus diterapkan di SD Negeri Mulyasari.
“Mereka mencari siswa 3-6 bulan sebelum pendaftaran siswa baru dibuka, sehingga ketika masuk penerimaan siswa baru, sudah habis,” tandasnya.
Hal yang bisa dilakukan SD Negeri Mulyasari, kata dia, hanya mengandalkan dari sisi kualitas pendidikan. Salah satu contohnya untuk mata pelajaran agama karena masyarakat sekitar berharap adanya tambahan pelajaran agama.
“Kita telah menerapkan tingkat kedisiplinan siswa dan guru yang harus hadir 30 menit sebelum jam pembelajaran dimulai untuk mengisi kegiatan tambahan, mengaji, menghafal doa-doa, pembekalan tata cara mengerjakan salat, kemudian juga ada kegiatan rutin salat duha dan salat zuhur berjamaah,” pungkasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.