SUARA CIREBON – Kotoran ternak kerap dianggap dapat mencemari lingkungan. Namun, jika limbah kotoran ternak ini diolah akan menjadi peluang yang bisa memiliki nilai tambah.
Sisi lain limbah kotoran ini pun dilirik Permodalan Nasional Madani (PNM) sebagai potensi yang cukup menarik.
Pasalnya, limbah kotoran ternak tersebut dapat diolah menjadi biogas dan pupuk seperti yang ada di Desa Cibodas, Bandung.
Melalui program Kampung Madani, PNM memberikan pelatihan kepada warga Desa Cibodas untuk mengolah kotoran ternak sapi menjadi pupuk kompos hingga biogas sebagai bahan bakar untuk memasak.
Sekretaris PT Permodalan Nasional Madani, L Dodot Patria Ary menjelaskan, Kampung Madani merupakan kampung binaan PNM yang dirancang agar masyarakat dapat mengembangkan potensi pertanian, ekonomi, pendidikan, maupun sosial kemasyarakatan.
“Hingga saat ini terdapat 11 Kampung Madani yang tersebar di Indonesia dengan 14 kegiatan pemberdayaan yang telah dilakukan oleh PNM selama tahun 2023,” kata Dodot di Bandung, 22 Juli 2023.
Dijelaskan Dodot, mimpi PNM untuk membangun ekosistem yang memberi manfaat holistik telah menjadi nyata.
Karena, lanjut Dodot, melalui program pelatihan, nasabah serta warga desa secara umum kini telah mampu menghasilkan produk biogas.
Bahkan, hasilnya dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat maupun dijual secara meluas.
“Variasi produk yang bisa dijual oleh nasabah PNM Mekaar sendiri pun kini bertambah, berupa produk vermikompos yang diproduksi oleh kelompok Mekaar Tani,” jelasnya.
Salah satu penerima manfaat pelatihan biogas yang diselenggarakan PNM di Desa Cibodas, Bandung adalah keluarga Eti.
Eti berprofesi sebagai petani sayur, sedangkan suaminya peternak sapi di rumahnya.
Ia dan suaminya dilatih mengolah kotoran sapi menjadi pupuk yang hasilnya bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman sayur yang ditanamnya.
Selain itu, olahan limbah kotoran tersebut juga kini bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak sehari-hari.
“Alhamdulillah saya dan suami sekarang nggak perlu lagi beli gas untuk masak. Kita sudah dilatih mengolah kotoran sapi di rumah. Jadi pengeluaran untuk urusan dapur berkurang, malah nambah pemasukan dari jualan pupuk,” ungkapnya.
Bahkan, warga lain yang berprofesi membudidayakan cacing pun turut terbantu dengan adanya pelatihan pengolahan limbah ternak ini.
Pasalnya, olahan kotoran sapi juga dibagikan kepada para petani di Desa Cibodas untuk menggemburkan media pembudidayaan cacing mereka.
Sehingga, cacing dapat tumbuh dengan besar lalu dijual dan meningkatkan perekonomian mereka.
Kemudian, tanah bekas media budidaya cacing itu dimanfaatkan sebagai pupuk oleh para petani sayuran.
“Dulu kami warga desa mana ada yang paham biogas. Padahal ada alatnya tapi sudah lama rusak. Saat petugas PNM datang alat-alat direnovasi dan kami dibimbing sampai bisa,” jelas perempuan Ketua Kelompok Mekaar Areng Cidingkul ini.***