SUARA CIREBON – Fakta-fakta mengejutkan terungkap menyusul penangkapan DE (28 tahun), oknum pegawai PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) yang ditangkap Densus 88 Anti Teror karena diduga terkait jaringan teroris internasional ISIS.
Diantaranya ialah jumlah saldo dalam rekeningnya. Terungkap, DE, oknum PT KAI yang bekerja sebagai petugas langsir di Stasiun Jakarta Kota, memiliki tabungan miliaran rupiah.
Informasi yang beredar, Jumat 18 Agustus 2023, jumlah ini mencurigakan jika dikaitkan dengan status kepegawaian DE di PT KAI yang masih pegawai rendahan.
“Miliaran saldo di rekeningnya,” tutur Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana.
PPATK akan menelusuri aliran dana milik DE di rekeningnya. Sementara, sesuai kewenangan dan atas koordinasi dengan Densu 88, PPATK memblokir rekening atas nama DE.
Seperti diketahui, DE ditangkap Densus 88 pada pekan lalu di rumahnya di Harapan Jaya, bekasi Utara, Bekasi karena diduga ada keteribatan dengan aktifitas jaringan teroris ISIS.
Dari rumah DE, Densus 88 sangat terkejut ketika menemukan ada 16 pucuk berbagai jenis senjata api, dari mulai pistol hingga laras panjang.
Senjata itu ada yang rakitan, namun ada pula senjata standar produksi Pindad yang tersimpan di dalam rumahnya.
Menyusul penyitaan senjata, terungkap, sejumlah senjata diantaranya dibeli secara ilegal lewat online. Celakanya, yang menjual diduga melibatkan oknum anggota Polri.
Ketiga anggota Polri itu telah diamankan Polda Metro Jaya. Masing-masing anggota Polresta Bekasi, Polsek Bekasi Utara dan Polresta Cirebon.
“Kita sudah amankan. Ketiganya terkait penjualan senjata ilegal. Tidak terkait aktifitas teroris. Mereka menjual secara online, jadi tidak mengenal DE,” tutur Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengky Haryadi.
Dari hasil penyidikan, Densus 88 mengungkapkan kalau DE ternyata bagian media sosial (medsos) dan tim propaganda ISIS di Indonesia.
DE bahkan menjadi admin dari Grup Telegram untuk para simpatisan ISIS. Dia juga sering menyerukan jihad dan amaliyah kepada para simpatisan ISIS.
Kekinian, Densus 88 terus menelusuri asal senjata api milik DE. Termasuk juga soalaliran dana dan motif membeli senjata api mencapai 16 pucuk.***