SUARA CIREBON – Buah semangka hasil panen petani di pesisir pantura Indramayu di musim kemarau ini terasa sangat manis.
Berbeda dengan semangak yang dipanen di musim hujan, hasil panen di musim kemarau ini rasanya sangat manis.
Selain sangat manis, semangka hasil panen di musim kemarau ini juga warnanya jauh lebih merah.
Kemudian kulit juga terasa lebih tua warna hijau. Menurut petani Indramayu, semangka yang dipanen saat musim kemarau kadar airnya relatif sedikit.
“Karena itu rasanya jauh lebih manis. Ini karena saat menanam,air yang kita siram itu sedikit payau. Mungkin ini yang membuat rasanya sangat manis,” tutur Warpan (35 tahun), petani semangka di pantai Tiris.
Setiap musim kemarau, Warpan selalu menyewa lahan untuk menanam semangka. Ia justru memilih lahan yang berada di wilayah pesisir.
Daerah di Pantai Tiris, di Desa Babadan, Kecamatan Pasekan, menjadi tempat yang sangat bagus untuk menanam semangak di setiap musim kemarau.
“Air di wulayah pesisir kalau kemarau itu kaya bercampur air laut. Rasanya payau karena ada garam dari rembesan air laut,” tutur Warpan.
Rembesan air laut yang terserap ke dalam tanah di wilayah pesisir ini menjadi semacam pupuk untuk membuat rasa semangka menjadi lebih manis.
“Kalau kemarau itu air terbatas. Yang ada itu rasanya anta karena bercampur air laut. Tapi ini yang membuat semangak rasanya lebih manis,” tutur Warpan.
Rasa sangat manis pada semangka ini juga bisa dilihat dair warna daging yang terlihat lebih merah.
“Untuk warna kulit, untuk jenis semangka yang lonjong ini terlihat lebih tua warna hijaunya,” tutur Warpan.
Semangka dengan kulit warna hijau tua, bisa menjadi pertanda bahwa dagingnya akan lebih berwarna merah dan rasanya sangat manis.
Harga di kisaran Rp.2.500 sampai Rp.3.000 per kilogram. Relatif lebih murah karena kebetulan produksi saat kemarau ini cukup melimpah.
Penasaran, yuk cobain, di pasar-pasar semangka jenis ini sedang banyak tersedia. Nikmati sensasi rasa semangka hasil produksi musim kemarau ini.***