SUARA CIREBON – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengonfirmasi penambahan kasus cacar monyet atau monkeypox, pada 14 Oktober 2023 lalu.
Dengan adanya temuan tersebut, berdasarkan data harian Kemenkes per tanggal 22 Oktober 2023, kasus konfirmasi bertambah menjadi 7 kasus sejak pertama kali dilaporkan pada 13 Oktober 2023, atau 8 kasus sejak pertama kali terkonfirmasi di pertengahan 2022.
Dari data tersebut, dua kasus cacar monyet terdeteksi terpapar pada warga DKI Jakarta.
Terkait hal tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon menyebut, kasus monkeypox (mpox) belum ditemukan di Kabupaten Cirebon. Kendati demikian, upaya antisipasi sudah dilakukan dinkes jauh sebelum kasus tersebut masuk ke Indonesia.
Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi Dinkes Kabupaten Cirebon, Dendi Hamdi menyampaikan, upaya tersebut sudah dilakukan dinkes sejak merebaknya isu penyakit cacar monyet di tingkat internasional.
Menurut Dendi, pihaknya sudah melakukan penguatan surveilans melalui peningkatan kapasitas surveilans yang berbasis komunitas di semua Puskesmas dan di dua rumah sakit Pemkab Cirebon.
“Kemarin kita juga sempat bertemu lintas batas. Artinya daerah perbatasan Cirebon dengan Jateng, Kuningan, Indramayu sudah membahas kasus tersebut” ujar Dendi Hamdi, Selasa, 24 Oktober 2023.
Dari pertemuan tersebut, dibicarakan pula kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa (KLB). Mengingat, paparan mpox tersebut tidak terlepas dari kemungkinan transmisi yang berbasis dari penularan langsung seperti halnya penularan Covid-19.
“Kita ingin ada satu sinergi dari kabupaten/kota perbatasan ini untuk sama-sama bersinergi dalam sistem kewaspadaan dini, itu yang kita kencangkan,” kata Dendi.
Ia menerangkan, peningkatan dua jenis kapasitas untuk para surveilans tersebut dalam rangka menguatkan sistem kewaspadaan dini dan sikap responsif. Para surveilans tersebut terus memantau 24 jenis penyakit baik harian maupun mingguan, termasuk penyakit yang berpotensi new emerging disease (infeksi yang baru muncul) seperti monkeypox.
“Itu sudah kita sampaikan sejak isu cacar monyet di internasional. Sekarang mulai lagi, ternyata di Jakarta sudah mulai masuk dan ada beberapa kasus,” terangnya.
Selain itu, Dinkes Kabupaten Cirebon juga sudah mengikuti zoom meeting dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait teknis pencegahan dan penanggulangan yang harus dilakukan ketika ada kasus cacar monyet.
“Tentunya, bagaimana penguatan kewaspadaan dininya, mendeteksi dengan cepat dan menanggulangi dengan baik dan tuntas,” tandasnya.
Untuk diketahui, penyakit cacar monyet merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan oleh binatang seperti monyet, tikus, gambia dan tupai.
Penularan kasus tersebut melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, dengan pasien yang tertular cacar monyet. Kemudian melalui konsumsi daging hewan yang terkontaminasi (blush meat) dan penularan plasenta dari ibu hamil ke janin.
Manusia yang terkena cacar monyet memiliki gejala sakit kepala, demam akut lebih dari 380 C, pembesaran kelenjar getah bening di lipat paha, nyeri otot, sakit punggung, kelemahan tubuh dan lesi cacar atau benjolan berisi air atau nanah pada seluruh tubuh.
Cacar monyet bisa dicegah dengan menjaga kebersihan diri dengan rajin memakai masker dan mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun, terutama jika sedang sakit dan bertemu orang sakit. Selain itu, hindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit demam, bergejala kemerahan, jerawat, luka, lenting isi air di kulitnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.