SUARA CIREBON – Gunung Slamet menunjukan aktifitas vulkanik dalam sepekan terakhir. Bunyi gemuruh bahkan terdengar cukup jelas, terutama di arah Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) mengungkapkan, aktifitas vulkanik Gunung Slamet sudah terasa sejak tanggal 13 Oktober 2023 lalu.
Hanya saja, dalam beberapa hari terakhir, aktifitas vulkanik terus meningkat sehingga status Gunung Slamet pun dinaikan dari Level I normal ke Level II, Waspada.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikan status normal ke waspada, dari Level I ke Level II pada 19 Oktober 2023 pagi pukul 08.00 WIB.
Warga Pemalang, terutama yang berada di lereng Gunung Slamet mengaku sudah sering mendengar suara gemuruh yang berasal dari puncak gunung terbesar di Pulau Jawa tersebut.
Selasin bunyi gemuruh, juga terlihat asap putih belerang keluar dari puncak Gunung Slamet yang terletak diantara sejumlah kabupaten di Jawa Tengah.
PVBMG juga sudah memberi peringatan kepada masyarakat untuk menjauhi dari puncak Gunung Slamet dalam jarak aman 2 kilometer.
“Masyarakat telah dihimbau untuk menjauh dari radius dua kilometer dari puncak gunung,” kata Priyo Satmoko, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga.
BPBD Purbalingga mengaku sudah menyiapkan jalur evakuasi untuk mengantisipasi peningkatan aktifitas vulkanik di Gunung Slamet.
Gunung Slamet merupakan gunung terbesar di Pulau Jawa. Terletak di Jawa Tengah, diantara sejumlah kabupaten seperti Kabupaten Purbalingga, Banyumas, Selawi dan Pemalang.
Gunung Slamet selama ratusan tahun tidak mencatat aktifitas vulkanik yang berlebihan. Namun memasuki Oktober 2023, terjadi peningkatan vulkanik yang cukup signifikan.***