SUARA CIREBON – Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) menggelar Talkshow Pemilu Damai Dengan Dialog Budaya di Pendopo Kabupaten Cirebon, Rabu, 22 November 2023.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka peringatan Harlah ke-56 Kopri tersebut, bertujuan mendorong isu keperempuanan di parlemen.
“Perempuan seringkali dijadikan objek, dalam hal apapun. Termasuk dalam kontestasi di pemilihan umum (Pemilu). Makanya, generasi muda, ketika hendak menyalurkan hak pilihnya, tetaplah kritis,” ujar aktivis perempuan, Alifatul Arifiati, usai kegiatan.
Alifatul mengajal kaum perempuan tetap kritis saat memilih (penyalurkan hak pilihnya), terlebih kalangan generasi muda. Pasalnya, lanjut Alifatul, generasi muda mempunyai kontribusi besar dalam menentukan siapa pemimpin kedepan.
“Maka pertanyaan sebenarnya pemimpin ke depan yang diinginkan seperti apa? Dari sisi perempuan, tentu pemimpin yang diharapkan adalah mereka yang memberikan akses yang sama bagi semua warga negara,” katanya.
Dikatakan Alifatul, kalau ada, itu jadi panutan adalah perempuan. Baik kandidat capres-cawapres, DPR RI, DPD, DPRD Provinsi, maupun DPRD Kab/Kota.
“Perempuan harus bisa menjadi subjek, bukan objek. Kalau ada yang datang, tanyakan apa visi misinya. Seringkali para caleg mengobral janji ketika dia terpilih dan jadi anggota legislatif, akan buat jalan dan lainnya. Padahal, itu semua bukanlah tugas dari anggota legislatif. Senyatanya, legislatif itu tugas dan fungsinya adalah kontroling, budgeting dan legislasi,” tegasnya.
Sementara tugas legislatif yang mereka janjikan, menurut Alifatul, merupakan tugas dari pihak eksekutif. Dari sisi perempuan, menurut dia, sejauh ini isu terkait keperempuanan belum dijadikan sebagai isu strategis.
“Perempuan seringnya hanya dijadikan sebagai pelengkap saja. Perempuan tidak diberikan akses lebih. Dalam proses pencalegannya pun sama. Posisi perempuan hanya sebagai pelengkap,” tuturnya.
Memang dalam pencalegan sudah ada aturan, keterwakilan perempuan harus mencapai 30 persen. Itu hanya syarat formil.
“Tapi memang dari dulunya, akses perempuan memang susah. Jadi minimal masuk dari segi akses formil saja dulu,” katanya.
Dia mengingatkan salah satu tugas masyarakat, adalah bisa menguatkan perempuan yang terlibat dalam politik ini. Baik sebagai caleg maupun calon-calon lainnya.
Karena para caleg perempuan ini, kerapkali tidak mengetahui mereka mau apa nantinya. Berawal dari pelengkap tadi, makanya ia pun mengajak aktivis perempuan, Kopri tepatnya, untuk memberikan informasi kepada para caleg perempuan untuk bisa mendorong isu tentang perempuan di parlemen.
“Misalnya menghentikan eksploitasi SDM perempuan, dan menciptakan infrastruktur yang ramah buat perempuan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua KNPI Kabupaten Cirebon, Moh Aan Anwarudin menambahkan, pemuda adalah calon pemimpin masa depan. Makanya, pemuda harus mempunyai kesadaran dan menyolidkan komunitasnya secara kuat.
“Sehingga pemuda menjadi dominan.Teruslah berdiaspora. Selama masih berpikir sendiri-sendiri untuk menciptakan pemilu damai dan lain-lainnya itu agak susah,” pungkasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.