SUARA CIREBON – BAGI Muhammadiyah, thaharah merupakan ibadah harian yang urgen dipahami dan dipraktikkan berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul saw karena menjadi syarat sah ibadah mahdah seperti shalat.
Sebagian umat Islam kadang tidak memahami kaifiyat thaharah dengan benar, misalkan dalam membasuh tangan atau kaki tiga kali secara bergantian tanpa mendahulukan bagian kanan secara tuntas terlebih dahulu, tidak bisa membedakan antara praktik membasuh dan mengusap dan boros dalam penggunaan air baik dalam wudlu maupun mandi besar.
Kekeliruan praktek Thaharah menjadi penyebab tidak sempurna atau bahkan batalnya bersuci serta terjadinya pemborosan air, sedangkan kondisi suci adalah syarat sah ibadah.
Oleh karena itu, Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Cirebon (IAT FAI-UMC) berkerja sama dengan Lembaga Dakwah Komunitas Pimpinan Daerah Muhammadiyah Cirebon (LDK-PDM Cirebon) pada hari Sabtu, 25 November 2023 tepatnya bakda shalat Magrib mengadakan pengabdian masyarakat bertajuk “Pelatihan Thaharah yang Ramah Lingkungan di Masjid al-Furqan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pabuaran”.
Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Cirebon (PDM Cirebon) H. Nunu Anugraha, S.Pd.I., M.Pd.I, Nod Sunardi Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kec. Pabuaran, Tim LDK-PDM Cirebon Mujaddid dan Doni Renaldi yang keduanya mahasiswa Fakultas Agama Islam UMC. Sebagai pemateri Dosen Prodi IAT UMC Ahmad Zaeni, M.Ag dengan Demonstrator Thaharah kedua mahasiswa tersebut.
Dalam pelatihan tersebut, Zaeni menjelaskan kaifiyat Thaharah dan dalil dalinya yang terdiri dari wudlu, tayammum dan mandi besar. Lalu ia mengarahkan dua mahasiswa untuk mendemonstrasikan kaifiyat thaharah sesuai dalilnya kepada jama’ah.
“Pengamalan taharah yang tidak sempurna dikarenakan umat Islam pada umumnya tidak paham dalilnya, bahkan sering terjadi basuhan tidak efektif padahal volume air yang digunakan cukup besar, sehingga terjadi pemborosan air,” kata Zaeni menegaskan pada Suara Cirebon.
Dalam pelatihan ini, imbuh Zaeni mahasiswa pilihan yang juga tergabung dalam LDK PDM Cirebon diarahkan untuk menginventarisir pertanyaan jama’ah dan problem mereka dalam thaharah kemudian menilai praktik thaharah secara bergilir dengan berpedoman pada Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah ditambah referensi pendukung yang disusun oleh Zaeni sebagai pemateri utama.
“Karenanya, kegiatan pelatihan ini tidak hanya berlangsung dalam satu hari, namun dalam satu hingga dua minggu ke-depan bahkan memerlukan demonstran perempuan untuk jama’ah akhwat,” tandas Zaeni.
Zaeni juga menegaskan kesadaran umat mengenai hemat air perlu ditingkatkan, Allah dan Rasul-Nya tidak hanya memerintah untuk menyempurnakan thaharah, namun juga mengingatkan agar umat bijaksana dalam menggunakan air. Itulah mengapa Muhammadiyah juga menerbitkan Fatwa terkait Fikih Air sebagai sikap moderat dalam beragama.
“Dewasa ini Moderasi beragama menjadi gagasan besar yang digaungkan oleh Kementrian Agama RI. Dalam hal ini, Muhammadiyah ikut ambil bagian dalam mengimplementasikan gagasan tersebut dengan perspektif sains melalui pengembangan keilmuan di Perguruan Tinggi dan pengabdian kepada masyarakat,” ujar Zaeni menguatkan urgennya pelatihan ini dalam konteks kebangsaan.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.