SUARA CIREBON – Meski telah megerahkan anjing pelacak, Tim SAR masih kesulitan mencari korban hilang akibat diterjang banjir bandang di Sumatra Utara yang membawa ribuan bongkahan batu besar.
Anjing pelacak harus ekstra keras mengendus kemungkinan jasad korban hilang. Penciuman mereka terkendala banyaknya bongkahan batu besar yang terbawa air bah saat banjir bandang menerjang.
Hingga Rabu 6 Desember 2023, dari 11 orang yang dinyatakan hilang. Baru diketemukan 1 orang. Sisanya yang 10 orang masih belum diketemukan.
Sampai Rabi ini, pencarian telah memasuki hari kelima. Tim Search and Rescue (SAR) masih terus melakukan penncarian terhadap 10 warga yang hilang setelah diterjang banjir bandang dan tanah longsor di Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara.
Operasio pencarian di bawah komando Basarnas telah membagi tiga sektor wilayah pencarian. Sektor pertama di wilayah perairan Danau Toba, kedua di sisi kiri jalan ke arah pesisir Danau Toba dan ketiga sisi kanan jalan menuju ke hulu.
Sebanyak 14 alat berat dikerahkan, terutama untuk menyingkirkan bongkahan batu yang ikut terbawa air bah saat banjir bandang menerjang.
Penyisiran SAR darat sektor satu dan dua melibatkan anjing pelacak dari unit K-9 SAR Direktorat Samapta Polda Sumatera Utara.
Pengerahan anjing pelacak jenis Labrador Retriver ini untuk mengendus 10 korban yang hilang terbawa air bah saat banjir bandang menerjang satu kampung di Humbang Hasundutan.
“Kami datang sejak Sabtu untuk membantu operasi SAR,” ujar Briptu Rio Tarigan, Tim K-9 SAR Direktorat Samapta Polda Sumut.
Anjing pelacak terpaksa dikerahkan karena banyaknya bongkahan batu besar yang terbawa air bah saat banjir bandang. Keberadaan batu ini cukup menyulitkan anjing pelacak mengendus korban yang hilang.
“Banyaknya batu besar menyulitkan anjing pelacak mendeteksi korban yang hilang,” jelas Briptu Rio Tarigan.
Tim SAR juga menurunkan tim penyelam khusus dari Basarnas Special Group dan dibantu Aquaeye untuk menyisir sektor satu perairan di dasar Danau Toba.
Penyisiran di atas perairan Danau Toba dilakukan oleh BPBD, Basarnas, TNI dan Brimob menggunakan perahu karet.
Kepala Basarnas Sumatera Utara, Budiono mengatakan alasan dibentuknya tim SAR sektor perairan. Ini mengingat korban pertama musibah yang terjadi pada Jumat 1 Desember 2023 malam pukul 19.47 itu ditemukan di dekat perairan.
Dari temuan itu, Basarnas menduga kemungkinan jasad korban lain juga ikut terbawa hanyut oleh banjir bandang hingga masuk ke wilayah perairan Danau Toba.
“Korban pertama ditemukan di perairan. Ada kemungkinan korban lain tidak jauh dari lokasi itu,” jelas Budiono.
Kepala Basarnas menyampaikan, sampai Rabu 6 Desember 2023, operasi SAR belum membuahkan hasil. Data korban meninggal dunia sementara masih 2 orang, dan yang hilang 10 orang.
“Penyisiran air masih nihil. Untuk alat berat juga masih belum berhasil menemukan warga yang masih hilang di hari keempat ini,” jelas Budiono.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.